Qur'an Flash

Qur'an Flash
"Dan Bacalah Qur'an dengan tartil" (sangat berguna terutama bagi mereka yang sedang haidh atau nifas yang tidak memungkinkan untuk menyentuh qur'an secara langsung)

Jumat, 29 Oktober 2010

KISAH KESABARAN DAN KASIH SAYANG SEORANG ISTRI/IBU YANG SHALIHAH



Prof. Dr. Khalid al-Jubair penasehat spesialis bedah jantung dan urat nadi di rumah sakit al-Malik Khalid di Riyadh mengisahkan sebuah kisah pada sebuah seminar dengan tajuk Asbab Mansiah (Sebab-Sebab Yang Terlupakan). Mari sejenak kita merenung bersama, karena dalam kisah tersebut ada nasihat dan pelajaran yang sangat berharga bagi kita.



Sang dokter berkata: Pada suatu hari -hari Selasa- aku melakukan operasi pada seorang anak berusia 2,5 tahun. Pada hari Rabu, anak tersebut berada di ruang ICU dalam keadaan segar dan sehat. Pada hari Kamis pukul 11:15 -aku tidak melupakan waktu ini karena pentingnya kejadian tersebut- tiba-tiba salah seorang perawat mengabariku bahwa jantung dan pernafasan anak tersebut berhenti bekerja. Maka akupun pergi dengan cepat kepada anak tersebut, kemudian aku lakukan proses kejut jantung yang berlangsung selama 45 menit. Selama itu jantungnya tidak berfungsi, namun setelah itu Allah Subhanaahu wa Ta'ala menentukan agar jantungnya kembali berfungsi. Kamipun memuji Allah Subhanaahu wa Ta'ala .


Kemudian aku pergi untuk mengabarkan keadaannya kepada keluarganya, sebagaimana anda ketahui betapa sulit mengabarkan keadaan kepada keluarganya jika ternyata keadaannya buruk. Ini adalah hal tersulit yang harus dihadapi oleh seorang dokter. Akan tetapi ini adalah sebuah keharusan. Akupun bertanya tentang ayah si anak, tapi aku tidak mendapatinya. Aku hanya mendapati ibunya, lalu aku katakan kepadanya: "Penyebab berhentinya jantung putramu dari fungsinya adalah akibat pendarahan yang ada pada pangkal tenggorokan dan kami tidak mengetahui penyebabnya. Aku kira otaknya telah mati."


Coba tebak, kira-kira apa jawaban ibu tersebut?

Apakah dia berteriak? Apakah dia histeris? Apakah dia berkata: "Engkaulah penyebabnya!" Dia tidak berbicara apapun dari semua itu bahkan dia berkata: "Alhamdulillah." Kemudian dia meninggalkanku dan pergi.


Sepuluh hari berlalu, mulailah sang anak bergerak-gerak. Kamipun memuji Allah Subhanaahu wa Ta'ala serta menyampaikan kabar gembira sebuah kebaikan yaitu bahwa keadaan otaknya telah berfungsi.

Pada hari ke-12, jantungnya kembali berhenti bekerja disebabkan oleh pendarahan tersebut. Kami pun melakukan proses kejut jantung selama 45 menit, dan jantungnya tidak bergerak. Maka akupun mengatakan kepada ibunya: "Kali ini menurutku tidak ada harapan lagi." Maka dia berkata: "Alhamdulillah, ya Allah jika dalam kesembuhannya ada kebaikan, maka sembuhkanlah dia wahai Rabbi."

Maka dengan memuji Allah, jantungnya kembali berfungsi, akan tetapi setelah itu jantung kembali berhenti sampai 6 kali hingga dengan ketentuan Allah Subhanaahu wa Ta'ala spesialis THT berhasil menghentikan pendarahan tersebut, dan jantungnya kembali berfungsi. Berlalulah sekarang 3,5 bulan, dan anak tersebut dalam keadaan koma, tidak bergerak.

Kemudian setiap kali dia mulai bergerak dia terkena semacam pembengkakan bernanah aneh yang besar di kepalanya, yang aku belum pernah melihat semisalnya. Maka kami katakan kepada sang ibu bahwa putra anda akan meninggal. Jika dia bisa selamat dari kegagalan jantung yang berulang-ulang, maka dia tidak akan bisa selamat dengan adanya semacam pembengkakan di kepalanya. Maka sang ibu berkata: "Alhamdulillah." Kemudian meninggalkanku dan pergi. Setelah itu, kami melakukan usaha untuk merubah keadaan segera dengan melakukan operasi otak dan urat syaraf serta berusaha untuk menyembuhkan sang anak. Tiga minggu kemudian, dengan karunia Allah Subhanaahu wa Ta'ala , dia tersembuhkan dari pembengkakan tersebut, akan tetapi dia belum bergerak.

Dua minggu kemudian, darahnya terkena racun aneh yang menjadikan suhunya 41,2oC. maka kukatakan kepada sang ibu: "Sesungguhnya otak putra ibu berada dalam bahaya besar, saya kira tidak ada harapan sembuh." Maka dia berkata dengan penuh kesabaran dan keyakinan: "Alhamdulillah, ya Allah, jika pada kesembuhannya terdapat kebaikan, maka sembuhkanlah dia."

Setelah aku kabarkan kepada ibu anak tersebut tentang keadaan putranya yang terbaring di atas ranjang nomor 5, aku pergi ke pasien lain yang terbaring di ranjang nomor 6 untuk menganalisanya. Tiba-tiba ibu pasien nomor 6 tersebut menangis histeris seraya berkata: "Wahai dokter, kemari, wahai dokter suhu badannya 37,6o, dia akan mati, dia akan mati." Maka kukatakan kepadanya dengan penuh heran: "Lihatlah ibu anak yang terbaring di ranjang no 5, suhu badannya 41o lebih sementara dia bersabar dan memuji Allah." Maka berkatalah ibu pasien no. 6 tentang ibu tersebut: "Wanita itu tidak waras dan tidak sadar." Maka aku mengingat sebuah hadits Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam yang indah lagi agung:


(طُوْبَى لِلْغُرَبَاِء) "Beruntunglah orang-orang yang asing."

Sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, akan tetapi keduanya menggoncangkan ummat. Selama 23 tahun bekerja di rumah sakit aku belum pernah melihat dalam hidupku orang sabar seperti ibu ini kecuali dua orang saja.

Selang beberapa waktu setelah itu ia mengalami gagal ginjal, maka kami katakan kepada sang ibu: "Tidak ada harapan kali ini, dia tidak akan selamat." Maka dia menjawab dengan sabar dan bertawakkal kepada Allah: "Alhamdulillah." Seraya meninggalkanku seperti biasa dan pergi.

Sekarang kami memasuki minggu terakhir dari bulan keempat, dan anak tersebut telah tersembuhkan dari keracunan. Kemudian saat memasuki pada bulan kelima, dia terserang penyakit aneh yang aku belum pernah melihatnya selama hidupku, radang ganas pada selaput pembungkus jantung di sekitar dada yang mencakup tulang-tulang dada dan seluruh daerah di sekitarnya. Dimana keadaan ini memaksaku untuk membuka dadanya dan terpaaksa menjadikan jantungnya dalam keadaan terbuka. Sekiranya kami mengganti alat bantu, anda akan melihat jantungnya berdenyut di hadapan anda..

Saat kondisi anak tersebut sampai pada tingkatan ini aku berkata kepada sang ibu: "Sudah, yang ini tidak mungkin disembuhkan lagi, aku tidak berharap. Keadaannya semakin gawat." Diapun berkata: "Alhamdulillah." Sebagaimana kebiasaannya, tanpa berkata apapun selainnya.

Kemudian berlalulah 6,5 bulan, anak tersebut keluar dari ruang operasi dalam keadaan tidak berbicara, melihat, mendengar, bergerak dan tertawa. Sementara dadanya dalam keadaan terbuka yang memungkinkan bagi anda untuk melihat jantungnya berdenyut di hadapan anda, dan ibunyalah yang membantu mengganti alat-alat bantu di jantung putranya dengan penuh sabar dan berharap pahala.

Apakah anda tahu apa yang terjadi setelah itu?

Sebelum kukabarkan kepada anda, apakah yang anda kira dari keselamatan anak tersebut yang telah melalui segala macam ujian berat, hal gawat, rasa sakit dan beberapa penyakit yang aneh dan kompleks? Menurut anda kira-kira apa yang akan dilakukan oleh sang ibu yang sabar terhadap sang putra di hadapannya yang berada di ambang kubur itu? Kondisi yang dia tidak punya kuasa apa-apa kecuali hanya berdo'a, dan merendahkan diri kepada Allah Subhanaahu wa Ta'ala ?

Tahukah anda apa yang terjadi terhadap anak yang mungkin bagi anda untuk melihat jantungnya berdenyut di hadapan anda 2,5 bulan kemudian?

Anak tersebut telah sembuh sempurna dengan rahmat Allah Subhanaahu wa Ta'ala sebagai balasan bagi sang ibu yang shalihah tersebut. Sekarang anak tersebut telah berlari dan dapat menyalip ibunya dengan kedua kakinya, seakan-akan tidak ada sesuatupun yang pernah menimpanya. Dia telah kembali seperti sedia kala, dalam keadaan sembuh dan sehat. Kisah ini tidaklah berhenti sampai di sini, apa yang membuatku menangis bukanlah ini, yang membuatku menangis adalah apa yang terjadi kemudian:

Satu setengah tahun setelah anak tersebut keluar dari rumah sakit, salah seorang kawan di bagian operasi mengabarkan kepadaku bahwa ada seorang laki-laki berserta istri bersama dua orang anak ingin melihat anda. Maka kukatakan kepadanya: "Siapakah mereka?" Dia menjawab, "tidak mengenal mereka."

Akupun pergi untuk melihat mereka, ternyata mereka adalah ayah dan ibu dari anak yang dulu kami operasi. Umurnya sekarang 5 tahun seperti bunga dalam keadaan sehat, seakan-akan tidak pernah terkena apapun, dan juga bersama mereka seorang bayi berumur 4 bulan. Aku menyambut mereka, dan bertanya kepada sang ayah dengan canda tentang bayi baru yang digendong oleh ibunya, apakah dia anak yang ke-13 atau 14? Diapun melihat kepadaku dengan senyuman aneh, kemudian dia berkata: "Ini adalah anak yang kedua, sedang anak pertama adalah anak yang dulu anda operasi, dia adalah anak pertama yang datang kepada kami setelah 17 tahun mandul. Setelah kami diberi rizki dengannya, dia tertimpa penyakit seperti yang telah anda ketahui sendiri."

Aku tidak mampu menguasai jiwaku, kedua mataku penuh dengan air mata. Tanpa sadar aku menyeret laki-laki tersebut dengan tangannya kemudian aku masukkan ke dalam ruanganku dan bertanya tentang istrinya. Kukatakan kepadanya: "Siapakah istrimu yang mampu bersabar dengan penuh kesabaran atas putranya yang baru datang setelah 17 tahun mandul? Haruslah hatinya bukan hati yang gersang, bahkan hati yang subur dengan keimanan terhadap Allah Subhanaahu wa Ta'ala ."

Tahukah anda apa yang dia katakan?

........Apakah anda tahu apa yang terjadi setelah itu?

Diamlah bersamaku wahai saudara-saudariku, terutama kepada anda wahai saudari-saudari yang mulia, cukuplah anda bisa berbangga pada zaman ini ada seorang wanita muslimah yang seperti dia.

Sang suami berkata: "Aku menikahi wanita tersebut 19 tahun yang lalu, sejak masa itu dia tidak pernah meninggalkan shalat malam kecuali dengan udzur syar'i. Aku tidak pernah menyaksikannya berghibah (menggunjing), namimah (adu domba), tidak juga dusta. Jika aku keluar dari rumah atau aku pulang ke rumah, dia membukakan pintu untukku, mendo'akanku, menyambutku, serta melakukan tugas-tugasnya dengan segenap kecintaan, tanggung jawab, akhlak dan kasih sayang."

Sang suami menyempurnakan ceritanya dengan berkata: "Wahai dokter, dengan segenap akhlak dan kasih sayang yang dia berikan kepadaku, aku tidak mampu untuk membuka satu mataku terhadapnya karena malu." Maka kukatakan kepadanya: "Wanita seperti dia berhak mendapatkan perlakuan darimu seperti itu." Kisah selesai.



Kukatakan:

Saudara-saudariku, kadang anda terheran-heran dengan kisah tersebut, yaitu terheran-heran terhadap kesabaran wanita tersebut, akan tetapi ketahuilah bahwa beriman kepada Allah Subhanaahu wa Ta'ala dengan segenap keimanan dan tawakkal kepada-Nya dengan sepenuhnya, serta beramal shalih adalah perkara yang mengokohkan seorang muslim saat dalam kesusahan, dan ujian. Kesabaran yang demikian adalah sebuah taufik dan rahmat dari Allah Subhanaahu wa Ta'ala .

Allah Ta'ala berfirman:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (١٥٥)الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (١٥٦)أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ (١٥٧)

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al-Baqarah: 155-157)


Nabi shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

مَا يُصِيْبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَحُزْنٍ وَلاَ أَذىً وَلاَ غَمٍّ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلاَّ كَفَّرَ اللهُ بِهَا خَطاَيَاهُ

"Tidaklah menimpa seorang muslim dari keletihan, sakit, kecemasan, kesedihan tidak juga gangguan dan kesusahan, hingga duri yang menusuknya, kecuali dengannya Allah Subhanaahu wa Ta'ala akan menghapus kesalahan-kesalahannya." (HR. al-Bukhari (5/2137))
 
Maka, wahai saudara-saudariku, mintalah pertolongan kepada Allah Subhanaahu wa Ta'ala , minta dan berdo'alah hanya kepada Allah Subhanaahu wa Ta'ala terhadap berbagai kebutuhan anda sekalian.

Bersandarlah kepada-Nya dalam keadaan senang dan susah. Sesungguhnya Dia Subhanaahu wa Ta'ala adalah sebaik-baik pelindung dan penolong.

Mudah-mudahan Allah Subhanaahu wa Ta'ala membalas anda sekalian dengan kebaikan, serta janganlah melupakan kami dari do'a-do'a kalian.


رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ (١٢٦)

"Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu)." (QS. Al-A'raf: 126)

http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150286495425277&ref=notif&notif_t=like
baca selengkapnya - KISAH KESABARAN DAN KASIH SAYANG SEORANG ISTRI/IBU YANG SHALIHAH

Rabu, 27 Oktober 2010

Sambal Tuk-Tuk

Ga tau dari mana asalnya, yang jelas sambal ini dikenalkan oleh opung (nenek) dan abi, hmm,,,mungkin dari daerah sumatera. Rasa sambal ini segar, cocok untuk teman nasi hangat, sup, dan lain-lain.

Sambal Tuk-Tuk, mungkin karena terinya cukup di tuk tuk tuk aja kali ya..

Bahan:
1. Cabe Merah
2. Teri (digoreng sampai kering atau bisa diganti ikan asin yang dibakar)
3. Garam
4. Jeruk nipis (saya pernah pake lemon, segar, harum lagi)

Cara Membuat:
1. Tumbuk cabe sampai agak halus, lalu masukkan teri, tumbuk agak kasar (jgn terlalu halus)
2. Beri garam, dan beberapa tetes air jeruk nipis/lemon
baca selengkapnya - Sambal Tuk-Tuk

Pecel Puyuh

Tak ada lele, puyuh pun jadi...hehe...


Pecel Puyuh, tester: zaujy (as usual, hehe..)



Bahan:
1. Puyuh
2. Bumbu Pecel (Bisa buat sendiri: haluskan kacang tanah goreng, cabe merah, bawang merah, bawang putih, terasi sedikit, kencur sedikit, gula merah sedikit, garam, dikasih teri goreng sedikit juga enak lho...)
3. Sayur (kl saya kangkung, tauge)
4. Utk menggoreng puyuh: Bawang putih, bawang merah, ketumbar. kemiri, santan, garam, gula, kunyit, serai, daun jeruk

Cara Membuat:
1. Haluskan bawang putih, bawang merah, ketumbar, kemiri, kunyit, tumis sampai harum, masukkan santan (sedikit saja).
2. Masukkan puyuh, serai, daun jeruk yang sudah diris-iris. Rebus sampai matang.
3. Goreng puyuh yang sudah direbus (kl saya sampai agak kecokelatan saja, biar dagingnya gak habis, hehe..)
4. Rebus sayuran
5. Letakkan puyuh goreng dan sayur di tempat yang sama, tuangkan bumbu pecel diatasnya.
baca selengkapnya - Pecel Puyuh

Senin, 25 Oktober 2010

Hukum Transfer Uang Untuk Berkurban Di Tempat Lain

Praktek sebagian kaum muslimin saat ini, apalagi yang berada di luar negeri seringkali mentransfer uang dan bermaksud menyembelih hewan qurban di negeri kita (bukan negeri orang yang ingin berqurban). Manakah yang lebih utama menyembelih di negerinya sendiri atau mentransfer uang ke negeri lain dan disembelih di sana? Mudah-mudahan kita mendapat pencerahan dengan penjelasan Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin berikut.

Beliau rahimahullah ditanya :

Manakah yang lebih afdhol di zaman sekarang ini, kita memindahkan qurban ke daerah miskin, atau lebih afdhol kita menyembelih di daerah kita masing-masing?

Jawab :

Pertanyaan ini sangatlah penting. Sebagian orang mentransfer uang yang setara dengan biaya hewan qurban yang diserahkan ke negeri miskin untuk menyembelih qurban di negeri tersebut. Bahkan orang ini juga melakukan propaganda di berbagai surat kabar atau selainnya untuk memotivasi manusia untuk berqurban di negeri lain. Ini sesungguhnya muncul karena tidak memahami tujuan syari’at, juga karena kurang memahami ilmu syar’i.

(Perlu diketahui) bahwa maksud dari berqurban itu ada beberapa:

Maksud pertama, untuk bertaqorub (mendekatkan diri) pada Allah dengan menyembelih qurban tersebut. Karena menyembelih merupakan ibadah yang sangat agung. Bahkan Allah juga menggandengkan ibadah yang satu ini dengan shalat, sebagaimana firman Allah,

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.” (QS. Al Kautsar [108] : 2)

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, nusuk-ku [1], hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam.” (QS. Al An’am [6] : 162). Ini jika yang memilih nusuk bermakna sembelihan.

Penyembelihan itu sendiri adalah ibadah. Bagaimana mungkin engkau dapat mengerjakan ibadah (dengan benar) jika engkau mengirimkan beberapa dirham ke negeri lain yang sama dengan harga hewan sembelihan, kemudian hewan ini disembelih atas namamu?

Sungguh Allah Ta’ala berfirman pula,

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (QS. Al Hajj [22] : 37)

Maksud kedua, jika seseorang mengirimkan uang untuk menyembelih kurban di negeri lain, maka dia telah kehilangan kesempatan berdzikir kepada Allah Ta’ala. Padahal Allah Ta’ala berfirman,

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ

“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah.” (QS. Al Hajj [22] : 34)

Allah Ta’ala menjadikan penyebutan nama Allah (dzikrullah) sebagai illah (alasan) adanya manasik yang Dia menyariatkannya. Dzikir semacam ini bisa gugur jika seseorang melakukan penyembelihan di luar daerahnya. Bahkan terkadang pula ada yang melakukan penyembelihan qurban tanpa menyebut nama Allah sama sekali.

Maksud ketiga, kalau qurban tersebut dilakukan di luar daerah, luputlah sunnah memakan daging qurban. Padahal Allah Ta’ala berfirman,

فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ

“Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.”(QS. Al Hajj [22] : 28)

Memakan sebagian dari daging qurban ini adalah wajib menurut kebanyakan ulama. Apabila hewan qurban ini disembelih di luar daerah, maka akan luput perintah ini, baik kita anggap hukum memakan daging oleh shohibul qurban adalah wajib atau mustahab.

Maksud keempat, apabila daging qurban tersebut disembelih di luar daerah, maka akan samarlah syiar Islam yang mulia ini (yaitu al udhiyah[2]) yang Allah menjadikan syiar ini di tengah-tengah negeri kaum muslimin sebagai pengganti dari syiar (al hadyu) yang Allah menjadikan syiar ini di Mekkah. Syiar qurban yang ada di Mekah disebut al hadyu. Sedangkan syiar qurban yang ada di negeri kaum muslimin lainnya dinamakan al udhiyah. Allah Ta’ala telah menjadikan syiar ini yaitu al hadyu yang berada di Mekkah dan al udhiyyah yang berada di luar Mekkah (negeri kaum muslimin lainnya), tujuannya adalah untuk menjadikan ibadah ini sebagai syiar di seluruh negeri Islam. Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala mensyariatkan untuk orang yang hendak berqurban sama dengan ketentuan yang disyariatkan pada orang yang berihrom. Contoh hal ini adalah larangan memotong sebagian rambut.

Maksud kelima, jika qurban ini dilakukan di luar daerah maka syiar ini lama kelamaan akan mati. Anak cucu kita mungkin tidak mengenal syiar yang mulia ini lagi. Jika syiar al udhiyah itu dilakukan di tempat kita (bukan di luar daerah), tentu seluruh anggota keluarga akan merasakan ibadah yang mulia ini, mereka akan merasakan melakukan ketaatan pada Allah. Apabila kita mentransfer beberapa dirham ke negeri lain untuk qurban di sana, apakah tujuan seperti ini bisa kita peroleh? Tentu syiar yang mulia ini akan luput (hilang).

Kami katakan bahwa di antara kesalahan yang begitu jelas adalah engkau mentransfer sejumlah uang untuk berqurban di negeri lain. Karena sebagian maslahat yang kami sebutkan ini bisa luput disebabkan engkau berqurban dengan mentransfer uang ke luar daerah.

Maksud keenam, sebagian orang menganggap bahwa tujuan qurban itu hanya untuk memberi makan orang miskin yang kelaparan. Kita tahu bahwa tujuan seperti ini penting.

Namun, Allah Ta’ala berfirman,

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (QS. Al Hajj [22] : 37)

Jika memang engkau ingin bersedekah dengan beribadah qurban, engkau ingin saudaramu yang muslim di tempat lain juga mendapatkan manfaat dari qurbanmu, maka sembelihlah qurban tersebut di negerimu. Lalu kalau mau memberi manfaat pada mereka, kirimlah beberapa dirham, makanan, pakaian ke tempat lain (bukan mentansfer untuk qurban, pen). Adakah yang menghalangimu melakukan semacam ini?

Oleh karena itu, aku mengharapkan di antara kalian –semoga Allah senantiasa memberkahi kalian- untuk menjelaskan kesalahan ini pada kaum muslimin lainnya. Janganlah mereka mengganti qurban ini dengan mentransfer uang ke negeri lainnya. Akan tetapi hendaklah mereka tetap menyembelih di negeri mereka masing-masing.

[SATU KERANCUAN]

Jika ada yang mengatakan : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri mewakilkan penyembelihan qurbannya (al hadyu) kepada Ali bin Abi Tholib atau beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirim qurbannya dari Madinah ke Makkah.

[SANGGAHAN]

Ingatlah bahwasanya pengiriman al hadyu yang dilakukan seperti ini adalah dalam kondisi mendesak. Karena perlu diperhatikan bahwa al hadyu itu hanya boleh dilakukan di Mekkah (berbeda dengan al udhiyah sebagaimana dalam penjelasan yang telah lewat, pen). Kalau qurban tersebut disembelih di Madinah, maka bukan dinamakan al hadyu lagi.

Adapun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mewakilkan qurban ini kepada Ali bin Abi Tholib, hal ini dilakukan oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam karena beliau sudah tersibukkan dalam mengurus umatnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan semua hewan untuk disembelih. Namun ingat, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam masih meminta jatah dari hasil qurban tadi untuk beliau masak, lalu dimakanlah daging dan diminumlah kuahnya. Lihatlah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak meninggalkan memakan sebagian dari daging qurban tersebut.

Maka kami berharap kepada kalian –semoga Allah selalu memberkahi kalian- untuk selalu menasehati saudara-saudara kalian. Ingatlah permasalahan qurban bukanlah hanya bertujuan untuk memberi makan orang miskin agar mereka bisa mengambil manfaat dari daging qurban tersebut. Namun, yang lebih penting dari itu adalah bentuk taqorub (mendekatkan diri) kepada Allah dalam menyembelih yang Allah juga menggandengkan ibadah qurban ini dengan ibadah shalat (dalam beberapa ayat, pen). Kalian tidaklah terlarang memberikan manfaat pada saudara kalian. Kalian bisa mengirimkan mereka uang (bukan maksud untuk berqurban, namun untuk kebutuhan lainnya, pen)

Kami memohon pada Allah agar selalu menerima amalan kami dan kalian.


-Fatawa Liqho’at Al Bab Al Maftuh, Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin, kaset no. 24/32, Asy Syamilah-



Kami hanya bermaksud mendatangkan perbaikan selama kami masih berkesanggupan.



Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel http://rumaysho.com

Diselesaikan di Pangukan-Sleman di pagi hari yang penuh berkah,30 Dzulqo’dah 1429 H

Http://rumaysho.com/hukum-islam/umum/2757-hukum-transfer-uang-untuk-berqurban-di-tempat-lain.html
baca selengkapnya - Hukum Transfer Uang Untuk Berkurban Di Tempat Lain

Mereka yang Di Balik Pintu

Siapa mereka yang berada di balik pintu?
Kepiawaiannya tak terjamah lisan manusia
Kesungguhannya tak tersorot kamera popularitas
Kecerdasannya tak tergores di meja jurnalis
Namun buah yang dipanen?
Pergantian masa tiada berhenti menyebut-nyebutnya
(masyaaALLAH) 


Tahun 80 H
Do'a Ali bagi Ayahnya, Tsabit, dan keturunannya
Imam Syafi'i berbicara tentangnya,“Barangsiapa ingin mutabahir (memiliki ilmu seluas lautan) dalam masalah fiqih hendaklah dia belajar kepada Abu Hanifah”
Fiqhul Akbar sebagai amal jariyahnya (insyaALLAH)

Imam Abu Hanifah An-Nu’man bin Tsabit al-Kufiy ,
Manhajnya," Apabila telah shahih sebuah hadits maka hadits tersebut menjadi madzhabku."

Siapa wanita di belakang pintu kesuksesannya?


Tahun 93 H
Dalam lingkungan keluarga ulama ahli hadits
Empat khalifah (Al Mansur, Al Mahdi, Hadi Harun, dan Al Ma'mun) menimba ilmu darinya
Mencintai madinah, kota ilmu, tak bergerak darinya kecuali menjadi tamu ALLAH
Dari Al Muwatta' Hingga Madzhab Maliki

Abu Abdullah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir bin Amr bin Haris bin Gaiman bin Kutail bin Amr bin Haris al Asbahi,
Perkataannya,"Al-Istiwaa itu diketahui (ma’luum), kaifiyyah-nya tidak diketahui (majhuul), dan bertanya tentangnya adalah bid’ah”


Siapa wanita di belakang pintu kesuksesannya?


Tahun 150 H
Seorang yatim dalam 2 tahun permulaan kehidupannya
15 tahun...mufti makkah mengizinkannya berfatwa
Ar-Risaalah dan Al-Umm sebagai amal jariyahnya (insyaALLAH)

Abū ʿAbdullāh Muhammad bin Idrīs asy-Syafi'i (Imam Syafi'i),
Manhajnya ,”Jika sebuah hadits shahih bertentangan dengan perkataanku, maka ia (hadis) adalah madzhabku, dan buanglah perkataanku di belakang tembok,” 

Siapa wanita di belakang pintu kesuksesannya? 

Tahun 164 H
Nasab beliau bertemu dengan nasab Nabi pada diri Nizar bin Ma‘d bin ‘Adnan
Seorang yatim dalam permulaan 3 tahun perjalanan hidupnya
16 tahun...menggoreskan tinta memulai mengumpulkan sabda nabi
Berbuahkan kitab mulya Al-Musnad dalam kurun 60 tahun
Cobaan dari tiga orang khalifah Bani Abbasiyah selama rentang waktu 16 tahun
atas fitnah Mu'tashilah  tak menggoyah imannya

Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin Asad bin Idris bin Abdullah bin Hayyan bin Abdullah bin Anas bin ‘Auf bin Qasith bin Mazin bin Syaiban bin Dzuhl bin Tsa‘labah adz-Dzuhli asy-Syaibaniy (Imam Ahmad),
Perkataannya,"Bersama mahbarah (tempat tinta) hingga ke maqbarah (kubur). Aku akan tetap menuntut ilmu sampai aku masuk liang kubur.”

Maka ia, Ali bin al-Madiniy berkata menggambarkan keteguhan sang Imam, “Allah telah mengokohkan agama ini lewat dua orang laki-laki, tidak ada yang ketiganya. Yaitu, Abu Bakar as-Shiddiq pada Yaumur Riddah (saat orang-orang banyak yang murtad pada awal-awal pemerintahannya), dan Ahmad bin Hanbal pada Yaumul Mihnah”.

Siapa wanita di belakang pintu kesuksesannya?

Hmm...
Membangun sebuah madrasah diiniyyah
Menanam bibit unggul berbuahkan amal jariyah 
Membutuhkan ilmu menjadi kayyisah
Bercabang pengalaman yang terasah
menuntut konsistensi yang tak terpatah
Bukanlah sebuah perkara yang mudah 

Sebuah azam kini terpatri
tanamlah bibitmu dengan baik!!!
Jadilah petani unggul tanpa mengharap keunggulan dalam banyaknya sebutan nama 
sebutan nama terkadang hanya merusak keikhlasan
kecuali bagi mereka yang ALLAH segerakan pujian baginya


baarokallaahufiikunna ummahaati..


 NB: Semoga kita bisa menabung amal jariyah terbaik
baca selengkapnya - Mereka yang Di Balik Pintu

Rabu, 20 Oktober 2010

Nasihat Pernikahan Untuk Putriku


Oleh: Abu Khaulah Zainal Abidin

(Seandainya ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa panjangkan umurku dan memberikan kesempatan kepadaku menyaksikan pernikahan putriku tercinta, kira-kira seperti inilah yang ingin aku sampaikan):

بسم الله الرحمن الرخيم

إن الحمد لله , نحمده ونستعينه , ونستغفره , ونعوذ بالله من شرور أنفسنا , ومن سيئات أعمالنا , من يهده الله فلا مضل له , ومن يضلل فلا هادي له , وأشهد أن لاإله إلا الله وحده لاشريك له , وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صلى الله عليه وسلم .


{ يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون }


{ يا أيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة وخلق منها زوجها وبث منهما رجالا كثيرا ونساء واتقوا الله الذي تسألون به والأرحام إن الله كان عليكم رقيبا }


{ يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا , يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم , ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما }



Anak-anakku..,

Hari ini akan menjadi satu di antara hari-hari yang paling bersejarah di dalam kehidupan kalian berdua. Sebentar lagi kalian akan menjadi sepasang suami-isteri, yang darinya kelak akan lahir anak-anak yang sholeh dan sholehah, dan kalian akan menjadi seorang bapak dan seorang ibu, untuk kemudian menjadi seorang kakek dan seorang nenek, ……insya الله.

Rentang perjalanan hidup manusia yang begitu panjang … sesungguhnya singkat saja. Begitu pula…liku-liku dan pernik-pernik kerumitan hidup sesungguhnya jugalah sederhana. Kita semua.. diciptakan ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa tidak lain untuk beribadah kepada NYA. Maka, jika kita semua berharap kelak dapat berjumpa dengan ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa …dalam keadaan IA ridlo kepada kita, hendaklah kita jadikan segala tindakan kita semata-mata di dalam rangka mencari keridlo’an-NYA dan menyelaraskan diri kepada Sunnah Nabi-NYA Yang Mulia -Shallallahu alaihi wa sallam-


فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا.


(Maka barangsiapa merindukan akan perjumpaannya dengan robb-nya, hendaknya ia beramal dengan amalan yang sholeh, serta tidak menyekutukan dengan sesuatu apapun di dalam peribadatahan kepada robb-nya.)


Begitu pula pernikahan ini, ijab-qabulnya, adanya wali dan dua orang saksi, termasuk hadirnya kita semua memenuhi undangan ini…adalah ibadah, yang tidak luput dari keharusan untuk sesuai dengan syari’at ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa.


Oleh karena itu…, kepada calon suami anakku…


Saya ingatkan, bahwa wanita itu dinikahi karena empat alasan, sebagaimana sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam:


عن أبي هريره رضي الله عنه، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال:تنكح المرأة لأربع: لمالها ولحسبها وجمالها ولدينها، فاظفر بذات الدين تربت يداك

“Wanita dinikahi karena empat alasan. Hartanya, keturunannya, kecantikannya,atau agamanya. Pilihlah karena agamanya, niscaya selamatlah engkau.” (HR:Muslim)


Maka ambilah nanti putriku sebagai isteri sekaligus sebagai amanah yang kelak kamu dituntut bertanggung jawab atasnya. Dengannya dan bersamanya lah kamu beribadah kepada ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa, di dalam suka…di dalam duka. Gaulilah ia secara baik, sesuai dengan yang diharuskan menurut syari’at ALLAH. Terimalah ia sepenuh hati, kelebihan dan kekurangannya, karena ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa telah memerintahkan demikian:

وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا

(Dan gaulilah isteri-isterimu dengan cara yang ma’ruf. Maka seandainya kalian membenci mereka, karena boleh jadi ada sesuatu yang kalian tidak sukai dari mereka, sedangkan ALLAH menjadikan padanya banyak kebaikan.) (An-Nisaa’:19)

Dan ingatlah pula wasiat Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-:

إستوصوا بالنساء خيرا فإنهن عوان عندكم

(Pergaulilah isteri-isteri dengan baik. Karena sesungguhnya mereka itu mitra hidup kalian)

Dan perlakuanmu terhadap isterimu ini menjadi cermin kadar keimananmu, sebagaimana Sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-;

أكمل المؤمن إيمانا أحسنهم خلقا و خياركم خياركم لنساءهم (الترمذي عن ابي هريرة)

(Mu’min yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaqnya. Dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap isterinya)

Dan kamu sebagai laki-laki adalah pemimpin di dalam rumah tangga.


الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ

(Lelaki itu pemimpin bagi wanita disebabkan ALLAH telah melebihkan yang satu dari yang lainnya dan disebabkan para lelaki yang memberi nafkah dengan hartanya.) (An-Nisaa’: 34)

Maka agar kamu dapat memimpin rumah tanggamu, penuhilah syarat-syaratnya, berupa kemampuan untuk menafkahi, mengajari, dan mengayomi. Raihlah kewibawaan agar isterimu patuh di bawah pimpinanmu. Jadilah suami yang bertanggungjawab, arif dan lemah lembut , sehingga isterimu merasa hangat dan tentram di sisimu. Berusahalah sekuat tenaga menjadi teladan yang baik baginya, sehingga ia bangga bersuamikan kamu. Ya, inilah sa’atnya untuk membuktikan bahwa kamu laki-laki sejati, laki-laki yang bukan hanya lahirnya.


Kepada putriku…

Saya ingatkan kepadamu akan sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- :

عن أبي هريرة؛ قال:- قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:

إذا أتاكم من ترضون خلقه ودينه فزوجوه. إلا تفعلوا تكن فتنة في الأرض وفساد عريض

“Jika datang kepadamu (-wahai para orang tua anak gadis-) seorang pemuda yang kau sukai akhlaq dan agamanya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah dan menyebarnya kerusakan di muka bumi.” (HR: Ibnu Majah)

Dan semoga -tentunya- calon suamimu datang dan diterima karena agama dan akhlaqnya, bukan karena yang lain. Maka hendaknya kau luruskan pula niatmu. Sambutlah dia sebagai suami sekaligus pemimpinmu. Jadikanlah perkawinanmu ini sebagai wasilah ibadahmu kepada ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa. Camkanlah sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-:

لو كنت أمرا أحد ان يسجد لأحد لأمرت المرءة ان تسجد لزوجها (الترم1ي عن ابي هريرة)

(Seandainya aku boleh memerintahkan manusia untuk sujud kepada sesamanya, sungguh sudah aku perintahkan sang isteri sujud kepada suaminya.)

Karenanya sekali lagi saya nasihatkan , wahai putriku…

Terima dan sambutlah suamimu ini dengan sepenuh cinta dan ketaatan.
Layani ia dengan kehangatanmu…
Manjakan ia dengan kelincahan dan kecerdasanmu…
Bantulah ia dengan kesabaran dan doamu…
Hiburlah ia dengan nasihat-nasihatmu…
Bangkitkan ia dengan keceriaan dan kelembutanmu…
Tutuplah kekurangannya dengan mulianya akhlaqmu…

Manakala telah kamu lakukan itu semua, tak ada gelar yang lebih tepat disandangkan padamu selain Al Mar’atush-Shalihah, yaitu sebaik-baik perhiasan dunia. Sebagaimana Sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-:

الدنيا متاع وخير متاع الدنيا المرأة الصالحة ( مسلم)

(Dunia tak lain adalah perhiasan. Dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang sholihah.)

Inilah satu kebahagiaan hakiki -bukan khayali- yang diidam-idamkan oleh setiap wanita beriman. Maka bersyukurlah, sekali lagi bersyukurlah kamu untuk semua itu, karena tidak semua wanita memperoleh kesempatan sedemikian berharga. Kesempatan menjadi seorang isteri, menjadi seorang ibu. Terlebih lagi, adanya kesempatan, diundang masuk ke dalam surga dari pintu mana saja yang kamu kehendaki. Yang demikian ini mungkin bagimu selagi kamu melaksanakan sholat wajib lima waktu -cukup yang lima waktu-, puasa -juga cukup yang wajib- di bulan Ramadhan, menjaga kemaluan -termasuk menutup aurat- , dan ta’at kepada suami. Cukup, cukup itu. Sebagaimana sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-:

إذا صلت المرأة خمسها وصامت شهرها وحفظت فرجها وأطاعت زوجها

قيل لها: ادخلي الجنة من أي أبواب الجنة شئت (أحمد عن عبدالرحمن بن عوف)

(Jika seorang isteri telah sholat yang lima, puasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan ta’at kepada suaminya. Dikatakan kapadanya: Silahkan masuk ke dalam Surga dari pintu mana saja yang engkau mau.)

Anak-anakku…,

Melalui rangkaian ayat-ayat suci Al Qur’an dan Hadits-Hadits Nabi Yang Mulia, kami semua yang hadir di sini mengantarkan kalian berdua memasuki gerbang kehidupan yang baru, bersiap-siap meninggalkan ruang tunggu, dan mengakhiri masa penantian kalian yang lama. Kami semua hanya dapat mengantar kalian hingga di dermaga. Untuk selanjutnya, bahtera rumah-tangga kalian akan mengarungi samudra kehidupan, yang tentunya tak sepi dari ombak, bahkan mungkin badai.

Karena itu, jangan tinggalkan jalan ketaqwaan. Karena hanya dengan ketaqwaan saja ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa akan mudahkan segala urusan kalian, mengeluarkan kalian dari kesulitan-kesulitan, bahkan mengaruniai kalian rizki.

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا

(Dan barang siapa yang bertaqwa kepada ALLAH, niscaya ALLAH akan berikan bagi nya jalan keluar dan mengaruniai rizki dari sisi yang tak terduga.)

(Dan barang siapa yang bertaqwa kepada ALLAH, niscaya ALLAH akan mudahkan urusannya.)

Bersyukurlah kalian berdua akan ni’mat ini semua. ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa telah mengarunia kalian separuh dari agama ini, ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa telah mengarunia kalian kesempatan untuk menjalankan syari’at-NYA yang mulia, ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa juga telah mengaruniai kalian kesempatan untuk mencintai dan dicintai dengan jalan yang suci dan terhormat.

Ketahuilah, bahwa pernikahan ini menyebabkan kalian harus lebih berbagi. Orang tua kalian bertambah, saudara kalian bertambah, bahkan sahabat-sahabat kalian pun bertambah, yang kesemua itu tentu memperpanjang tali silaturahmi, memperlebar tempat berpijak, memperluas pandangan, dan memperjauh daya pendengaran. Bukan saja semakin banyak yang perlu kalian atur dan perhatikan, sebaliknya semakin banyak pula yang akan ikut mengatur dan memperhatikan kalian. Maka, barang siapa yang tidak kokoh sebagai pribadi dia akan semakin gamang menghadapi kehidupannya yang baru.

Ketahuilah, bahwa anak-anak yang sholeh dan sholehah yang kalian idam-idamkan itu sulit lahir dan tumbuh kecuali di dalam rumah tangga yang sakinah penuh cinta dan kasih sayang. Dan tentunya tak akan tercipta rumah-tangga yang sakinah, kecuali dibangun oleh suami yang sholeh dan isteri yang sholehah.

Akan tetapi, wahai anak-anakku, jangan takut menatap masa depan dan memikul tanggung jawab ini semua. Jangan bersedih dan berkecil hati jika kalian menganggap bekal yang kalian miliki sekarang ini masih sangat kurang. ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa berfirman:

وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

(Artinya: “Dan janganlah berkecil hati juga jangan bersedih. Padahal kalian adalah orang-orang yang mulia seandainya sungguh-sungguh beriman.”) (Ali Imran: 139)

Ya, selama masih ada iman di dalam dada segalanya akan menjadi mudah bagi kalian. Bukankah dengan pernikahan ini kalian bisa saling tolong-menolong di dalam kebajikan dan taqwa. Bukankah dengan pernikahan ini kalian bisa saling menutupi kelemahan dan kekurangan masing-masing. Bersungguh-sungguhlah untuk itu, untuk meraih segala kebaikan yang ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa sediakan melalui pernikahan ini. Jangan lupa untuk senantiasa memohon pertolongan kepada ALLAH. kemudian jangan merasa tak mampu atau pesimis. Jangan, jangan kalian awali kehidupan rumah tangga ini dengan perasaan lemah !

احرص على ما ينفعك. واستعن بالله ولا تعجز

(Bersungguh-sungguhlah kepada yang bermanfa’at bagimu, mohonlah pertolongan kepada ALLAH, dan jangan merasa lemah!) (HR: Ibnu Majah)

Terakhir, ingatlah bahwa nikah merupakan Sunnah Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-, sebagaimana sabdanya:

النكاح من سنتي فمن رغب عن سنتي فليس مني

(Nikah itu merupakan bagian dari Sunnahku. Maka barang siapa berpaling dari Sunnahku, ia bukanlah bagian dari umatku.)

Maka janganlah justru melalui pernikahan ini atau setelah aqad ini kalian justru meninggalkan Sunnah untuk kemudian bergelimang di dalam berbagai bid’ah dan kema’shiyatan.


Kepada besanku…

Terimalah masing-masing mereka sebagai tambahan anak bagi kita. Ma’lumilah kekurangan-kekurangannya, karena mereka memang masih muda. Bimbinglah mereka, karena inilah saatnya mereka memasuki kehidupan yang sesungguhnya.

Wajar, sebagaimana seorang anak bayi yang sedang belajar berdiri dan berjalan, tentu pernah mengalami jatuh untuk kemudian bangkit dan mencoba kembali. Maka bantulah mereka sampai benar-benar kokoh untuk berdiri dan berjalan sendiri.

Bantu dan bimbing mereka, tetapi jangan mengatur. Biarkan.., Karena sepenuhnya diri mereka dan keturunan yang kelak lahir dari perkawinan mereka adalah tanggung-jawab mereka sendiri di hadapan ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa. Hargailah harapan dan cita-cita yang mereka bangun di atas ilmu yang telah sampai pada mereka.

Keterlibatan kita yang terlalu jauh dan tidak pada tempatnya di dalam persoalan rumah tangga mereka bukannya akan membantu. Bahkan sebaliknya, membuat mereka tak akan pernah kokoh. Sementara mereka dituntut untuk menjadi sebenar-benar bapak dan sebenar-benar ibu di hadapan…dan bagi anak-anak mereka sendiri.

Ketahuilah, bahwa bukan mereka saja yang sedang memasuki kehidupannya yang baru, sebagai suami isteri. Kita pun, para orang tua, sedang memasuki kehidupan kita yang baru, yakni kehidupan calon seorang kakek atau nenek – insya الله. Maka hendaknya umur dan pengalaman ini membuat kita,…para orang tua, menjadi lebih arif dan sabar, bukannya semakin pandir dan dikuasai perasaan. Pengalaman hidup kita memang bisa jadi pelajaran, tetapi belum tentu harus jadi acuan bagi mereka.

Jika kelak -dari pernikahan ini- lahir cucu-cucu bagi kita. Sayangilah mereka tanpa harus melecehkan dan menjatuhkan wibawa orang tuanya. Berapa banyak cerita di mana kakek atau nenek merebut superioritas ayah dan ibu. Sehingga anak-anak lebih ta’at kepada kakek atau neneknya ketimbang kepada kedua orang tuanya. Sungguh, akankah kelak cucu-cucu kita menjadi anak-anak yang ta’at kepada orang tuanya atau tidak, sedikit banyak dipengaruhi oleh cara kita memanjakan mereka.

Kepada semua, baik yang pernah mengalami peristiwa semacam ini, maupun yang sedang menanti-nanti gilirannya, marilah kita do’akan mereka dengan do’a yang telah diajarkan oleh Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-:

بارك الله لك وبارك عليك وجمع بينكما في خير

فأعتبروا يا أولي الأبصار

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لاإله إلاأنت أستغفرك وأتوب إليك


http://akhwat.web.id/muslimah-salafiyah/munakahat-keluarga/nasihat-pernikahan-untuk-putriku/
baca selengkapnya - Nasihat Pernikahan Untuk Putriku

Senin, 18 Oktober 2010

Puyuh Bakar

hmm...ketemu burung puyuh di Hyper Panda, alhamdulillah...udah lama gak makan puyuh...terakhir kali SD kali makan nih burung...dulu suka banget dan emang pernah ternak juga di rumah. Tapi koq...hiks...puyuhnya kecil-kecil banget ya...padahal dulu plg suka kalo di goreng...hiks...jadi gak tega ngegorengnya, ya sudahlah dibakar saja ah (biar rada ada dagingnya), hehe...

Bahan:
1. Burung Puyuh (dibelah 2)
2. Cabe Merah
3. Bawang merah
4. Bawang Putih
5. Garam
6. Kecap
7. Santan
8. eh lupa...terasi 

Cara Membuat:
1. Haluskan cabe, bawang merah, bawang putih, terasi, tumis sampai harum, masukkan santan sedikit saja (untuk merebus ayam), kasih garam, gula, dan kecap.
2. Masukkan ayam, rebus hingga kuah menyusut (seperti bumbu rendang)
3. Angkat ayam, bakar dengan bumbu tadi.
4. Sajikan, dan lumuri sisa bumbu diatasnya

Jadinya begini:

Burung Puyuh Bakar, tester: zaujy, hehe..^^
baca selengkapnya - Puyuh Bakar

Minggu, 17 Oktober 2010

Nugget Sehat (Ayam-Tahu-Wortel-Keju-Telur-Non MSG)

Nih...suamiku yang tiba-tiba menemukan tepung roti di supermarket dan membawanya ke rumah dalam jumlah besar, bingung mau diapain, soalnya biasanya kan dipake sedikit ya, buat risoles, tp bikin risoles malas...hehe..jd bikin nugget deh, biasa perdana....ancang2 siapa tau kelak rumaisha suka nugget, jd bisa dikasih nugget sehat deh, ini resep yang saya ambil:

ini nugget sebelum dilumuri tepung roti dan tepung rotinya
Bahan:
1. Fillet ayam (bag. dada)
2. Telur
3. Bawang merah
4. Bawang putih
5. Tepung Roti
6. Keju parut
7. Wortel diparut
8. Tahu dihaluskan
9. Garam
10. Tepung terigu
11. merica


Cara membuat:
1. Haluskan daging ayam (kl saya diblender), telur, bawang merah, bawang putih, merica, garam
2. Campurkan dengan keju parut, wortel parut, tahu yang sudah dihaluskan, dan tepung roti, sampai agak padat
3. Letakkan di wadah tahan panas (kl saya pake tupperware kotak), dan kukus sekitar 30 menit (ada yang bilang harus dilapis plastik sebelumnya ditaruh minyak, tapi kl adonannya cukup padat, insyaALLAH gak lengket walaupun langsung dituang ke wadahnya)
4. Potong sesuai selera, lalu lumuri dengan tepung terigu, kemudian telur, lalu tepung roti
5. Dinginkan dikulkas

nugget sehat non MSG 
baca selengkapnya - Nugget Sehat (Ayam-Tahu-Wortel-Keju-Telur-Non MSG)

Jumat, 01 Oktober 2010

Hmm, Anakku yang Baik Hati Menangis Lagi, Mungkin ia hendak berkata,"......"

Tangisan pertama ketika engkau lahir, nak
Alhamdulillah, baarokallaahufiik, wahai anakku
Semoga ALLAH senantiasa menjagamu

Hmm, anakku yang baik hati menangis lagi, kali ini ia haus,
Mungkin ia hendak berkata,
"Ummi sayang, dede haus, boleh dede minta mimi, semoga ALLAH membalas kebaikanmu ummi..."

Hmm, anakku yang sholihah menangis lagi, kali ini ia ngompol untuk kesekian kalinya,
mungkin ia hendak berkata,
"Ummi sayang, 'afwan ya, dede ngompol lagi, dede nangis lagi soalnya dede sedih, cucian ummi jadi banyak, dan kerjaan rumah ummi bertambah..."

Hmm, anakku yang baik hati menangis lagi, kali ini ia ingin bermain,
mungkin ia hendak berkata,
"Ummi sayang, 'afwan ya, dede sedih, kenapa ya dede inginnya main malam-malam, jadinya ummi kurang tidur deh..."

Hmm, anakku yang sholihah menangis lagi, kali ini ia ingin tidur,
mungkin ia hendak berkata,
"Ummi sayang, 'afwan ya, dede ingin bobo, kenapa ya ngantuknya datang waktu ummi masak, ummi cuci baju, ummi chating (:p)..."

Hmm, anakku yang baik hati menangis lagi, kali ini ia ingin buang air besar,
mungkin ia hendak berkata,
" Ummi sayang, 'afwan ya, perut dede belum bisa kompromi, inginnya buang air besar pas ummi makan, ummi buat kue, dan setelah ummi baru mandiin dede, 'afwan ya ummi..."

Hmm, anakku yang sholihah menangis lagi, kali ini ia ingin digendong,
mungkin ia hendak berkata,
"Ummi sayang, 'afwan ya, dede ingin deket sama ummi, dede tau, bahu ummi pegel, kerjaan ummi banyak, 'afwan ya ummi, dede sayang sama ummi, jadinya ingin deket terus sama ummi..."

Hmm, anakku yang baik hati menangis lagi, kali ini ia muntah,
mungkin ia hendak berkata,
"Ummi sayang, 'afwan ya, baju ummi jadi kotor, terus baju dede juga ikut kotor padahal bajunya baru ganti, 'afwan ya ummi..."

Hmm, anakku yang baik hati menangis lagi, entah apa kali ini
mungkin ia hendak berkata,
"Ummi sayang, 'afwan ya dede baru bisa nangis sekarang, semoga suatu saat dede bisa berkata,
"Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya (orang tuaku), sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.’” (Al Isro’: 23) 

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.’” (Al Isro’: 23) 



 Wahai anakku tak mengapa jika engkau menangis kali ini
Semoga kelak tangisan itu kembali terdengar
dari sujud-sujud malammu
dari bacaan-bacaan qur'anmu yang tartil
dari do'a-do'a mu yang khusyu'
mendo'akan kebaikan bagi kami

Wahai anakku, pada ALLAH kuserahkan segala urusanmu
pada ALLAH kuserahkan penjagaanmu
sesungguhnya engkau hanyalah amanah bagi kami 
kami hanya bisa memohon kepada ALLAH
agar kami tak menyia-nyiakan amanah yang Ia beri 
agar kami tak menyia-nyiakan tangisan "itu"





baca selengkapnya - Hmm, Anakku yang Baik Hati Menangis Lagi, Mungkin ia hendak berkata,"......"