Qur'an Flash

Qur'an Flash
"Dan Bacalah Qur'an dengan tartil" (sangat berguna terutama bagi mereka yang sedang haidh atau nifas yang tidak memungkinkan untuk menyentuh qur'an secara langsung)

Minggu, 08 Mei 2011

Langkah Pertama Rumaisha

Bismillah, 
MasyaALLAH,
Alhamdulillah



Kata-kata itu pertama kali saya torehkan dalam sanjungan dan pujian atas-Nya, melihat sang buah hati kami melangkahkan kakinya untuk pertama kali, 3 langkah, kemudian terjatuh.

Bisa dikatakan saya termasuk ibu yang "khawatiran" terhadap anaknya. Mengapa? Jujur saja, kalau sebelumnya saya tidak pernah merawat bayi, dan tidak ada minat mempelajarinya sebelum menikah. Terlalu sibuk mengurusi anak orang kali ya, hehehe...Baru sesaat sebelum menikah sedikit baca-baca tentang tarbiyah anak. Paska menikah, juga masih berkutat tentang tarbiyah anak, pun saat hamil. Hanya sesekali melihat video-video dari YouTube tentang bagaimana cara memandikan, mengganti popok, membedong, menyusui, menidurkan, dll. Alhasil setelah melahirkan, saya cukup bingung untuk merawat anak sendiri, hehehe....(sekarang baru bisa tertawa dan menyadari betapa kurangnya diri, hehehe...).

Mengapa saya bingung, padahal saya membaca dan menonton beberapa teori tentang merawat anak? Karena saya hanya punya "teori", tidak ada yang membantu dan memberi contoh. Maklumlah saya hanya tinggal berdua dengan suami saya di kota Riyadh ini. Dan tentu saja, bayi pertama kami "terpaksa" dengan senang hati menerima perawatan "trial en error".

Kekhawatiran muncul ketika satu bulan pertama, maisha selalu muntah setelah menyusui (padahal sudah disendawakan dengan cara diberdirikan, di tepuk punggungnya, ditengkurapkan, sebagian besar metode hasil tanya-tanya ibu-ibu yang berpengalaman).

Bulan kedua, tiba-tiba Rumaisha bergerak seperti orang yang kejang, gerakan tangan dan kaki yang berulang-ulang, namun nafasnya teratur dan matanya tertutup (tetap tidur). Dua kali, ya dua kali seperti ini, dan yang paling lama hampir satu menit. Deg deg deg....rasanya saya mau nangis, dan ilmu sabar sepertinya hilang, allaahumusta'an.

Bulan ketiga, "drooling", mengences terus menerus, subhanallaah maisha, saya kira mau tumbuh gigi, eh giginya nggak tumbuh-tumbuh, sedikit khawatir, namun ketika dibandingkan dengan anak tetangga, ternyata tidak apa-apa.

Bulan keempat dan kelima, melihat anak-anak yang berbeda sedikit umurnya dengan maisha, sudah bisa tengkurap, senyum sosial, dan mau digendong orang. Awalnya gak terlalu peduli. Namun ketika ibu-ibu yang lain membandingkan anak mereka dengan anak saya, agak khawatir juga. Saya coba menenangkan diri, karena menurut ilmu yang saya pelajari perkembangan maisha masih normal, walaupun untuk sekarang dia agak terlambat dalam hal tengkurap ini. Tapi ibu-ibu ini (sempat saya kesal sama mereka), terkesan senang sekali membandingkan anak mereka dengan anak saya, ibu A berkata," iya anak saya umur segitu sudah bisa begini, maisha belum ya, oooh...." Ibu B berkata, "ini anak saya 2,5 bulan sudah bisa menyeret-nyeret badannya, maisha gmn? Belum mau ya? mungkin badannya berat...." Aduuuuuh, pliiiiis deh.....pokoknya saya sudah tidak suka kalau berkumpul dengan ibu-ibu (cuma yang jenis ini, gak semuanya, yang lain ada juga yang menyenangkan diajak diskusi dan tidak memojokkan) dan membicarakan keterlambatan maisha. Mau bagaimanapun saya tersenyum, tapi perkataan mereka mengkhawatirkan perasaan saya, fiuuh....Dalam hati saya suka bertanya, bagaimana ya kalau mereka ada di posisi saya, tapi sudahlah...Satu pelajaran yang saya tangkap:  tetap bersyukur (masih banyak anak yang keadaannya tidak seberuntung maisha, misal: cacat, dsb), dan jangan perlakukan ibu-ibu muda (yang belum berpengalaman) seperti ini (maksudnya membandingkan, memojokkan, memuji anak sendiri, mungkin tanpa disadari), karena mungkin mereka juga akan sakit hati sama seperti saya.

Menuju bulan keenam (tepatnya 5,5 bulan), Maisha tengkurap, alhamdulillah....dan dari umur inilah perkembangannya sedikit lebih cepat. Akhirnya saya bisa bernapas lega...Umur 6 bulan, dari tengkurap dia berbalik, berguling-guling, dan beberapa kali jatuh dari tempat tidur (astagfirullaah, 'afwan ya nak...). Umur 7,5 bulan mulai merangkak, duduk sendiri (sudah tegak dan bisa dilepas, bisa berganti-ganti posisi). Umur 9 bulan, berdiri sendiri tanpa pegangan selama 3 detik, dan mulai merambat. Kini umur 12 bulan, dia mulai melangkahkan kakinya 3 langkah. Melangkah dengan sendirinya, masyaALLAH....

Langkah-langkah perkembangannya sedikit demi sedikit menghapus kekhawatiran saya, menghapus rasa kesal saya, menghapus rasa sedih saya. Langkah pertamanya sedikit demi sedikit menghapus rasa letih, mengajarkan sebuah perasaan yang menenangkan.

Ya...pada langkah pertamanya ada rasa takjub yang muncul, masyaALLAH, takjub dengan skenario ALLAH dalam tumbuh kembang anak, takjub dengan rangkaian kehidupan yang telah Ia gariskan, masyaALLAH...Saya tidak tahu perasaan apa yang ada di dalam hati, tapi yang jelas saya senang dan bersyukur, semakin yakin bahwa Allah-lah yang mengatur segalanya, sesuatu akan indah pada waktunya...iya kan?

Duhai anak, hari ini kami berbahagia karena engkau bisa melangkahkan kakimu untuk pertama kali, kekhawatiran yang lama memang hilang, dan berganti kekhawatiran yang baru. Barulah tersadari bahwa seorang ibu tidak pernah lepas rasa khawatir terhadap anaknya dalam dirinya.

Nak, hari ini kamu melangkah, dan ketahuilah bahwa dalam langkahmu kelak tak selamanya kau dapati jalan itu lurus dan mulus, adakalanya kau temukan belokan, kerikil, dan duri, dan kau harus tahu apa yang harus dilakukan saat itu.

Kami wasiatkan padamu nak,...sempurnakan langkahmu, kokohkan ia, di atas jalan Rabb yang membuatmu bisa melangkah....Allaah Huwa Ar-Rahman, Huwa Al-Aziiz...dan hanya kepada ALLAH lah tempat kami bersyukur...

Semoga ALLAH, memberimu hidayah iman dan islam, menggolongkanmu ke dalam golongan orang-orang muwahhidiin, orang-orang yang menegakkan sholat, orang-orang yang mencintai Al-Qur'an, orang-orang yang senantiasa menjadi penolong agama Allah.

Semoga ALLAH, menghiasi pribadimu dengan akhlaq yang baik, menjaga kehormatanmu dengan hijab yang sempurna, menjaga akhiratmu dengan amalan shoolih, hanya kepadaMu ya ALLAH kami memohon dalam beribadah dan ketaatan kepadaMu.

Wahai anak, buah hati kami, semoga Allah menjadikanmu anak yang sholih, menjadi penyejuk mata bagi kami, menjadi amal jariyah bagi kami, tidak menjadi fitnah bagi kami, dan menjadi wasilah bagi kami untuk semakin dekat padaMu, ya ALLAH.

Wahai anak cintailah Al-Qur'an maka Ia akan mencintaimu dan membuatmu mudah memahamiNya...

Alhamduillahirobbil'alamin, sesungguhnya Engkau Ya Allah, sebaik-baik pengabul do'a..

Alhamdulillaahirobbil'alamiin.




Allaahua'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar