Qur'an Flash

Qur'an Flash
"Dan Bacalah Qur'an dengan tartil" (sangat berguna terutama bagi mereka yang sedang haidh atau nifas yang tidak memungkinkan untuk menyentuh qur'an secara langsung)

Athfaal

YANG PERTAMA DARI PARA WANITA PENGGENGGAM BARA

by Umm Yusuf Al Arif on Sunday, September 19, 2010 at 6:55am

Dialah wanita shalihah itu, yang hidup bersama sang suami dalam naungan kerajaan Fir’aun. Suaminya adalah orang dekat Fir’aun, sedang ia sendiri adalah pembantu dan pengasuh puteri-puteri Fir’aun.



Allah Ta’ala mengaruniakan keimanan kepada keduanya. Sang suami tidak sabar memberitahukan keimanannya kepada Fir’aun sehingga Fir’aun pun membunuhnya.



Sang istri tetap bekerja di rumah Fir’aun sebagai penyisir rambut puteri-puteri Fir’aun. Ia menafkahi kelima anaknya dan memberi mereka makan sebagaimana (kasih sayang) induk burung memberi makan anak-anaknya.



Suatu hari…, ketika ia menyisir rambut seorang puteri Fir’aun, terjatuhlah sisir dari genggamannya.



“Bismillaah,” ucapnya.



“Allah? Kenapa tidak ayahku?” sergah sang puteri Fir’aun.



“Tidak, tetapi Allah! Rabb-ku, Rabb-mu, dan Rabb ayahmu,” jawab sang penyisir kepada puteri Fir’aun.



Namun, sang puteri tidak terima apabila selain ayahnya disembah. Dan segera ia kabarkan hal itu kepada sang ayah.



Fir’aun merasa heran ada orang di dalam istananya yang menyembah selainnya.



Fir’aun pun memanggil sang penyisir rambut.



“Siapa Rabb-mu?” tanyanya.



“Rabb-ku dan Rabb-mu adalah Allah,” jawabnya.



Diapun menyuruhnya untuk segera murtad dari agamanya. Diapun mengurung dan memukuli sang penyisir tetapi usahanya itu tak juga membuatnya murtad. Fir’aun minta disediakan panci dari tembaga yang dipenuhi minyak lalu dibakar hingga mendidih.



Wanita tersebut diberdirikan di hadapan panci tadi. Melihat siksaan itu, ia malah yakin bahwa dirinya hanyalah sebuah jiwa yang ketika keluar, ia pun akan segera menjumpai Allah Ta’ala. Fir’aun tahu, insan terkasih wanita itu adalah kelima buah hatinya, anak-anak yatim yang ia perjuangkan dan ia nafkahi. Dia hendak menambah siksaannya dengan menghadirkan kelima anaknya yang masih belia.



Mata mereka tampak kebingungan, mereka tidak tahu hendak digiring ke mana… Ketika melihat sang ibu, mereka langsung mendekap erat sambil menangis. Sang ibu tundukkan badan, memeluk, mencium, dan mengecup mereka sambil menangis tersedu. Ia raih yang terkecil di antara mereka, Ia dekap ke dadanya dan ia susui.



Melihat pemandangan ini, Fir’aun memerintahkan tentaranya untuk mengambil anak sulungnya. Para tentara itu segera menyeret untuk menceburkannya ke dalam minyak yang sedang mendidih. Sang anak memanggil-manggil ibunya. Ia meminta tolong sambil memelas di hadapan para tentara dan mengiba kepada Fir’aun. Ia terus meronta, berusaha melepaskan dan melarikan diri.



Ia memanggil-manggil adik-adiknya, ia pukuli para tentara dengan kedua tangan mungilnya. Para tentara pun melempar dan mendorongnya. Sang ibu hanya bisa memandang dan melepas kepergiannya.



Tak lama berselang, anak kecil itu pun dilempar ke dalam minyak. Sang ibu hanya bisa menangis sambil memandanginya, sedangkan saudara-saudaranya menutup mata mereka dengan tangan-tangan mungil mereka. Hingga, tatkala daging tubuh bagian atasnya yang ringkih meleleh dan tulang belulangnya yang putih mengambang di atas minyak, Fir’aun memalingkan pandangannya kepada sang ibu dan menyuruhnya kufur kepada Allah. Namun, sang ibu menolak…



Fir’aun pun murka, ia menyuruh untuk mengambil anak keduanya. Ia ditarik paksa dari sisi sang ibu. Ia meraung-raung meminta tolong. Hanya beberapa saat, iapun dilempar ke dalam minyak. Lagi-lagi, sang ibu hanya bisa memandanginya. Hinga tulang-belulangnya yang putih mengapung dan bercampur dengan tulang saudaranya. Sang ibu tetap tegar dalam agamanya. Ia yakin akan perjumpaan dengan Rabb-nya.



Fir’aun kembali menyuruh untuk mengambil anak ketiga. Ia langsung diseret dan didekatkan ke panci yang tengah mendidih itu. Ia segera diangkat dan diceburkan ke dalam minyak tadi. Ia pun mengalami nasib yang sama dengan kedua kakaknya.



Tetapi sang ibu tetap kokoh dalam agamanya.



Fir’aun kembali menyuruh untuk melempar anak keempat ke dalam minyak. Para tentara segera mendatanginya. Ia masih kecil. Ia bergelayut di baju ibunya. Ketika para tentara menariknya, ia menjerit sambil memegangi kedua kaki ibunya. Air matanya membasahi kedua kaki sang ibu, sedangkan sang ibu berusaha menggendongnya bersama adiknya.



Ia berusaha melepas kepergiannya, mencium, dan mengecupnya sebelum berpisah. Para tentara itu pun memisahkan keduanya. Mereka raih kedua tangan mungil itu lalu menyeretnya, sementara ia terus dan terus menangis meminta tolong. Ia merajuk dengan kata-kata yang belum dapat dimengerti. Akan tetapi, mereka tidak juga mengasihinya.



Beberapa saat kemudian ia pun ditenggelamkan ke dalam minyak yang mendidih. Jasadnya lenyap dan suaranya hilang, lalu sang ibu mencium aroma daging. Tulang-belulangnya yang kecil nan putih naik ke permukaan minyak yang menyemburkannya. Sang ibu memandangi tulang-belulang itu. Sang anak telah meninggalkannya ke negeri lain. Ia hanya bisa menangis, tercacah oleh perpisahan dengan si buah hati.



Teringatlah, betapa ia dahulu mendekapnya ke dada dan menyusukan ke putingnya. Dan seringkali ia terjaga di malam hari ketika si buah hati terjaga dari tidurnya dan menangis karena tangisannya. Entah berapa malam yang telah ia habiskan di pangkuan sang ibu sambil memain-mainkan rambutnya. Entah berapa kali sang ibu harus ambilkan mainan-mainannya dan ia kenakan pakaiannya.



Namun, ia paksakan dirinya untuk tetap tegar dan terus bertahan.



Para tentara itu memandangi dan segera mendatanginya. Mereka renggut anak kelima yang masih menyusu itu dari kedua tangannya, padahal ia sedang mengulum puting ibunya…



Terlepas dari ibunya, si kecilpun menjerit dan menangislah wanita malang itu. Tatkala Allah Ta’ala melihat penghinaan terhadapnya, juga kesedihan dan kehilangan akan sang anak, Dia membuat si bayi yang masih dalam buaian itu berbicara.



“Wahai Ibu,” sapanya.



“Bersabarlah karena sesungguhnya engkau berada di atas kebenaran.”



Suara itu tak terdengar lagi olehnya. Si bungsu segera dibenamkan ke dalam panci bersama saudara-saudaranya yang lain.



Sang bayi ditenggelamkan ke dalam minyak yang mendidih ketika mulutnya masih menyisakan susu… di tangannya tersangkut sehelai rambut sang ibu… dan di bajunya tersisa air mata sang bunda.



Kelima anaknya pun pergilah sudah… Di sana, tulang-belulang mereka berkilapan dari dalam panci. Gumpalan-gumpalan daging mereka tersembur bersama minyak. Dan wanita malang itu hanya mampu melihat… pada tulang-belulang kecil itu…



Tulang-tulang siapa? Mereka adalah anak-anaknya yang sudah memenuhi rumahnya dengan tawa dan bahagia… mereka adalah permata hatinya… belahan jiwanya… yang ketika berpisah dengan mereka seakan hatinya tercabut dari rongga dadanya.



Sering mereka berlarian dan berhamburan ke hadapannya… Lalu sang ibu mendekap erat mereka di dadanya. Ia kenakan baju mereka dengan tangannya. Ia usap linangan air mata mereka dengan jemarinya… Tetapi sekarang… inilah mereka yang dirampas dari hadapannya, mereka dibunuh di depan kedua matanya. Mereka tinggalkan ia sendiri… mereka pergi darinya. Dan sebentar lagi ia akan bersama mereka.



Bisa saja ia menyelamatkan mereka dari siksa ini dengan kalimat kufur yang ia perdengarkan kepada Fir’aun. Namun ia sadar, apa yang ada di sisi Allah lebih baik dan lebih kekal.



Kemudian, tatkala tidak ada lagi yang tersisi selain dirinya, para tentara pun segera mendatanginya bagai anjing-anjing buas. Mereka mendorongnya ke depan panci. Ketika mereka mengangkat tubuhnya dan hendak melemparnya ke dalam minyak, ia pandangi tulang-belulang anak-anaknya. Terbayang olehnya kebersamaan dengan mereka dalam kehidupan ini. Lalu ia palingkan pandangannya kepada Fir’aun.



“Aku minta kau kabulkan permintaanku,” ucapnya.



“Apa permintaanmu?” teriak Fir’aun.



“Kumpulkan tulangku dengan tulang anak-anakku dan kuburkan dalam satu kuburan,” pintanya.



Ia pejamkan matanya, lalu ia pun dilemparkan ke dalam panci. Jasadnya pun terpanggang dan tulang-belulangnya segera mengambang…



Subhanallaah, agung nian ketabahan sang wanita penyisir rambut ini… Betapa banyak pahalanya.



Pada malam Isra’, Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam pernah melihat sebagian kenikmatan yang diraihnya. Maka beliau ceritakan hal itu kepada para Shahabat. Inilah penuturan beliau, sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh al-Baihaqi:



“Ketika aku di-Isra’-kan, terhembuslah kepadaku aroma yang harum semerbak. Akupun bertanya, ‘Aroma apa ini? Maka dikatakan kepadaku, ‘Ini adalah penyisir rambut puteri Fir’aun dan anak-anaknya’.”



[Pembahasa tentang derajat hadits dan kisah ini dapat dibaca di artikel berikut ini: Masyithoh Tukang Sisir Putri Fir’aun oleh Ustadz Ahmad Sabiq Abu Yusuf: http://ahmadsabiq.com/2010/05/11/masyithoh-tukang-sisir-putri-fir%E2%80%99aun/]



Allahu akbar, ia berlelah-lelah sebentar tetapi kemudian banyak bersenang-senang.



Diketik ulang oleh shalihah.com dari buku Kemuliaan Muslimah Penggenggam Bara Api, DR. Muhammad bin ‘Abdirrahman al-’Uraifi, Media Tarbiyah



http://www.shalihah.com/panduan-agama/biografi/yang-pertama-dari-para-wanita-penggenggam-bara

Kisah ini Lemah.


========================================================================

11 HAL TENTANG MAKANAN BAYI

Alhamdulillah ketemu juga panduan menu makan bayi yang sesuai dengan umurnya, ini saya searching dr salah satu blog, dan menurut saya bagus juga untuk dijadikan referensi. Ini dia:


Sumber : www.tabloid-nakita.com

Setelah si kecil mulai mendapat MPASI, begitu banyak ragam bahan makanan yang bisa diberikan. Berikut 11 makanan yang paling "akrab" dengan bayi disertai penjelasan dr. Purnamawati S. Pujiarto, Sp.A(K).

1.Oatmeal/bubur gandum untuk bayi

Bubur gandum/oatmeal merupakan sumber karbohidrat. Makanan yang mengandung serat, fitokemikal, vitamin, mineral, protein dan juga rendah lemak ini baik untuk kesehatan, termasuk kesehatan bayi. Kandungan seratnya baik untuk pencernaan karena mencegah konstipasi/sembelit dan sifat seratnya yang larut dalam air akan menurunkan kadar kolesterol, serta mampu "mengatur" penyerapan karbohidrat yang baik untuk penderita diabetes. Bahkan oatmeal mengandung substansi untuk mencegah kanker. Oatmeal juga membuat lambung terasa penuh untuk jangka waktu cukup panjang.

Bayi bisa diberikan oatmeal sejak berusia 7 bulan. Rebus serpihan gandumnya sebentar dengan sedikit air hingga lembut. Bubur gandum untuk bayi bisa disajikan plain (apa adanya) atau dicampur dengan susu atau buah, bisa juga dibuat kue camilan. Namun, gandum yang merupakan bahan oatmeal mengandung gluten yang pada sebagian bayi dapat memicu alergi.

2. Mi, kentang, pasta, umbi-umbian

Makanan bayi tak harus berupa nasi tim saja. Bisa dimulai pemberiannya pada usia 6 atau 7 bulanan (saat dimulainya pemberian MPASI). Sumber karbohidrat lain seperti mi beras dan terigu, kentang, ubi, jagung, roti gandum, atau pasta boleh saja diberikan. Namun dalam pengolahannya hindari bumbu yang berlebihan terutama bumbu yang berasal dari kemasan mi instan (lihat Aturan Pemberian Bumbu).

3. Daging ayam

Manakah yang lebih baik, daging ayam kampung atau ayam negeri? Sebenarnya baik daging ayam kampung maupun ayam negeri sama baiknya, selama ayam itu sehat. Ada anggapan ayam kampung lebih baik daripada ayam negeri karena hidup ayam kampung relatif lebih alamiah ketimbang ayam negeri yang banyak diberi suntikan hormon, vaksin dan lainnya.

Perlu dicermati, sebagian besar sapi, ayam, dan binatang peliharaan lain juga diternakkan dalam kondisi "factory-like" atau dalam jumlah besar dan secara rutin diberi antibiotik dosis rendah melalui makanan atau air minumannya. Di Amerika Serikat diperkirakan 70% antibiotik dipergunakan untuk hewan ternak. Hal ini potensial menyuburkan kuman yang resisten terhadap antibiotik. Sebagian bakterinya ini bisa menyebar melalui daging yang dimasak tidak sampai matang.

Residu bahan-bahan kimia pada daging ternak terkonsentrasi pada lemak dan kulit. Untuk memperkecil risiko dampak buruknya, buang lemak dan kulit dari daging ternak sebelum memasaknya.

4. Ikan air tawar atau ikan laut?

Selain tinggi protein, ikan memiliki kandungan lemak tak jenuh yang sangat bermanfaat bagi pembentukan otak bayi. Ikanbaik ikan air tawar maupun ikan laut seperti tuna, tengiri, makarel, dan kakap besardapat diberikan kepada bayi usia 9 bulan ke atas. Pengolahannya bisa ditim, dipanggang, ditumis, atau dipepes. Cara pengolahan seperti ini relatif paling "aman" karena nilai gizi ikan hanya akan berkurang sedikit. Sementara cara pengolahan ikan dengan direbus atau digoreng berisiko menghilangkan mineral-mineral yang terkandung pada ikan karena larut dalam air atau minyak yang digunakan.

5. Telur ayam

Telur merupakan makanan kaya protein. Namun, pemberian telur kepada bayi terutama bagian putihnya, sering memicu alergi. Jadi kalaupun ingin menyajikan menu telur berikan kuning telurnya saja, itu pun setelah bayi usia 7 bulan. Sementara putih telur umumnya direkomendasi baru setelah usia bayi di atas 9 bulan.

Telur bisa disajikan dalam bentuk sup (telur dikocok lalu dimasukkan ke dalam air rebusan sup ayam atau sup lainnya). Atau rebuslah telur, lalu kuningnya dijadikan campuran tumis sayuran. Puding bayi pun dapat diperkaya kandungan gizinya dengan penambahan susu dan kuning telur.

6. Buah

Buah yang paling sering diberikan kepada bayi di awal pemberian MPASI adalah pisang. Namun, bukan berarti pisang adalah buah terbaik. Kebiasaan ini semata-mata terbentuk karena meniru begitu saja apa yang dilakukan kebanyakan orangtua dulu. Padahal banyak alternatif buah yang dapat diberikan, seperti pepaya, pir, apel, melon, semangka, mangga, avokad, dan jeruk. Sampai usia 7 bulan sebaiknya buah, kecuali avokad, diberikan setelah dikukus sebentar atau direbus dengan sedikit air, lalu dilumatkan menjadi seperti saus dengan atau tanpa susu.

7. Keju

Keju merupakan olahan dari susu dan termasuk dairy product yang dapat diberikan kepada bayi mulai usia 7 atau 8 bulan. Kandungannya tidak berbeda jauh dari susu ternak, yakni protein, lemak, vitamin, dan mineral. Olahan keju bisa dicampurkan ke dalam porsi makanan bayi bisa dengan cara diparut. Baik untuk menambahkan rasa gurih yang bermanfaat pada makanan bayi. Gunakan secukupnya atau kira-kira seukuran dadu dengan panjang, lebar, dan tinggi 1/2 ukuran kartu domino.

8. Madu

Beberapa zat yang terkandung dalam madu adalah fruktosa (gula buah), protein, vitamin, dan mineral. Soal boleh tidaknya pemberian madu pada bayi masih memunculkan kontroversi. Penelitian modern menemukan, madu asli (yang diambil langsung dari sarang lebah tanpa diolah lagi) ternyata mengandung kuman clostridium botulinum yang dibawa oleh kaki-kaki tawon. Spora dari clostridium botulinum ini bisa hidup dalam tubuh bayi dan menyebabkan infantile botulism dengan gejala panas, kembung, dan kejang. Penyakit ini amat berbahaya karena bisa menyebabkan kematian. Itulah mengapa, terutama madu asli (yang masih mengandung lilin) amat tidak disarankan bagi bayi.

Untuk amannya, jangan memberikan madu sampai anak berusia 2 tahun. Tanpa madu pun bayi tak akan merugi. Bayi justru bisa merugi kalau diberi madu karena bisa menimbulkan keracunan botulism.

9. Yoghurt

Selain dari susu segar, yoghurt juga dapat dibuat dari susu skim (susu tanpa lemak) yang dilarutkan dalam air dengan perbandingan tertentu tergantung pada kekentalan produk yang diinginkan. Yoghurt boleh diberikan sejak bayi berusia 7 atau 8 bulan. Itu pun yoghurt yang memang dibuat khusus agar dapat dikonsumsi bayi, bukan sembarang yoghurt. Banyaknya sekitar 25 ml per hari. Setelah berusia setahun barulah anak dapat mengonsumsi semua jenis yoghurt dan menikmati manfaatnya sebagai sumber protein, kalsium, fosfor, dan lemak.

Yoghurt sebenarnya tidak berbeda jauh dengan susu karena pada dasarnya yoghurt adalah susu yang difermentasi dengan memasukkan bakteri lactobacillus, yaitu bakteri baik yang ada di saluran cerna dan ASI. Penambahan ini membuat asam dan laktosa (gula susu) terurai dan tekstur susu pun berubah jadi menggumpal.

Untuk konsumsi bayi, pilih yoghurt murni (tanpa penambahan rasa apa pun termasuk rasa buah). Kemudian campurkan dengan buah asli seperti mangga, pisang, stroberi, kiwi, melon, avokad atau pepaya yang dihaluskan (dilumat atau diblender).

Konsumsi yoghurt juga baik dilakukan di saat bayi mengalami diare serta membantu bayi yang menderita intoleransi terhadap laktosa. Laktosa susu pada yoghurt yang sudah dipecah oleh bakteri baik melalui proses fermentasi jadi mudah diserap pencernaan. Itulah mengapa yoghurt amat disarankan sebagai pengganti susu bagi anak yang tidak mampu mencerna laktosa dengan baik. Dengan minum yoghurt, anak terhindar dari diare akibat intoleransi laktosa. Selain itu, mengonsumsi yoghurt secara teratur dapat membantu menjaga kesehatan saluran pencernaannya.

10. Es krim

Es krim boleh diberikan untuk bayi di atas 6 bulan sebagai camilan karena kandungan gizinya sama dengan susu. Rasa yang dipilih boleh apa saja; vanila, cokelat, stroberi dan lainnya tergantung pada selera bayi. Orangtua juga bisa membuat es krim sendiri dengan bahan bubur kacang hijau dicampur susu dan diblender kemudian dibekukan dan diblender lagi. Bayi juga menyukai fruit milk shake dari buah dengan es krim vanila dan susu yang diblender.

11. Aneka makanan botol siap saji

Kandungan gizi produk makanan bayi siap saji (umumnya produk impor dan dikemas dalam botol kecil-kecil) sudah diatur sedemikian rupa sesuai kebutuhan gizi bayi. Boleh saja diberikan kepada bayi dalam keadaan "emergensi" (umpamanya saat bepergian). Untuk sehari-hari, buatlah makanan rumah dari bahan lokal. Selain lebih murah, juga lebih mudah, sehat, dan segar.

ATURAN PEMBERIAN BUMBU

Masakan tim untuk bayi usia 9 bulan ke atas sudah boleh diberi bumbu masak alami. Contoh bumbu alami adalah bawang bombai, bawang merah, bawang putih, bawang daun, seledri, salam, serai, daun jeruk, kemangi, lengkuas, kunyit, kencur, dan lainnya. Namun, garam sebaiknya tidak diberikan kepada bayi di bawah 1 tahun karena bisa memperberat kerja ginjalnya. Lagi pula kebutuhan natrium yang terkandung dalam garam sudah tercukupi lewat makanan. Lada, sebaiknya tidak diberikan dulu karena rasanya yang pedas. Pemberian gula pun harus hati-hati karena bila terlalu banyak bisa mengganggu pencernaan bayi (mencret) atau pada anak yang sudah punya gigi akan mempermudah kemungkinan kerusakan gigi. Jadi, perlu diketahui, sebetulnya pemberian gula dan garam tidak menambah kandungan nutrisi dalam makanan. Malah akan membuat anak jadi terbiasa dengan makanan manis atau asin di kemudian hari yang merupakan kebiasaan kurang sehat.

Hindari pula bumbu masak artifisial seperti vetsin atau penyedap rasa lain yang umumnya mengandung monosodium glutamat (MSG), zat pengawet, maupun pewarna karena tak bermanfaat, bahkan dapat merugikan kesehatan bayi.

Dedeh Kurniasih. Foto: Iman Dok. nakita
baca selengkapnya - Athfaal