Qur'an Flash

Qur'an Flash
"Dan Bacalah Qur'an dengan tartil" (sangat berguna terutama bagi mereka yang sedang haidh atau nifas yang tidak memungkinkan untuk menyentuh qur'an secara langsung)

Rabu, 29 September 2010

Dadar Gulung-Sosis-Nugget

Ceritanya untuk makan malam, akhirnya jadi cemilan, ckckckck....

dihias menggunakan daun bawang dan cabe, sebenarnya bisa menggantinya dengan kemangi dan tomat

Bahan:
Tepung
Telur
Air
Nugget
Sosis
mentega
garam

Cara Membuat:
1. Campur tepung , telur, garam, dan air hingga encer, kemudian tuang sesendok-sesendok untuk membuat kulit dadar gulung (sebelumnya teflon dioles mentega, tipis aja..)
2. Goreng Nugget, potong memanjang
3. Goreng sosis (sebelumnya belah 4 salah satu ujungnya)
4. Letakkan sosis dan nugget pada kulit dadar gulung, lalu gulung.
5. Disajikan dengan saos dan lalapan
baca selengkapnya - Dadar Gulung-Sosis-Nugget

Sabtu, 25 September 2010

Kisah Anak:Kisah Seuntai Kalung Mutiara


Qadhi Abu Bakar Muhammad bin Abdul Baqi al-Anshari tinggal di Makkah. Setelah melewati waktu yang lama tanpa makanan lebih dari apa yang bisa ditahannya dia menjadi kelaparan dan tidak ada sesuatu yang dapat ditemukan untuk menghilangkan rasa laparnya. Ketika ia berjalan di kota Makkah memikirkan keadaannya, ia menemukan sebuah tas sutera yang diikat oleh tali sutera pula. Lalu ia mengambilnya dan membawanya pulang kerumah. Di sana ia membuka tas tersebut dan mendapatkan seuntai kalung mutiara yang tidak pernah ia lihat yang seindah dan dan bernilai seperti kalung itu selama hidupnya. Namun, jika dia merasa begitu bergembira menemukan barang berharga seperti itu, kegembiraan itu akhirnya menghilang. Karena ketika ia keluar kejalan, ia bertemu dengan seorang tua yang mengumumkan bahwa ia telah kehilangan sebuah tas sutera yang berisi kalung yang sangat berharga. Orang tua tersebut berkata bahwa tersedia hadiah sebesar 500 dinar bagi orang yang mengembalikan tas beserta kalung itu. Banyak orang telah diuji dengan tas serupa (maksudnya pencarian kalung tersebut-pent) mengalami kegagalan, khususnya orang-orang miskin dan orang-orang yang sangat tergoda dengan nilai benda tersebut. Namun tidak demikian halnya dengan Imam Abu Bakar. Bukannya memikirkan keadaan dirinya, mengajak orang tua itu ke rumahnya dan memintanya untuk menggambarkan tas tersebut, tali pengikat tas, mutiara, serta rantai pengikat mutiara tersebut. Orang tua itu tentu saja memberikan gambaran yang tepat mengenai segala hal, sehingga Imam Abu Bakar mengambil benda yang hilang tersebut dan memberikan kepadanya. Orang tua itu segera mengambil uang 500 dinar dan mencoba memberikannya kepada Imam Abu Bakar. Namun Imam Abu Bakar menolaknya dan mengatakan bahwa adalah kewajibannya dalam agama untuk mengembalikan barang yang hilang tersebut dan oleh sebab itu tidak pantas baginya untuk mengambil hadiah setelah memenuhi kewajiban tersebut. Orang tua tersebut berusaha untuk memaksa selama beberapa saat, akan tetapi Imam Abu Bakar bersikeras bahwa ia tidak akan mengambil uang itu. Orang tua itu pun kemudian pamit dan pergi.


Tidak lama setelahnya, Imam Abu Bakar berpikir untuk mencari kehidupan yang lain dan sumber penghidupan yang baru, ia meninggalkan kota Makkah dan menjadi penumpang sebuah Kapal. Dalam perjalanannya, kapal tersebut tenggelam. Dan sebagai akibatnya banyak orang yang meninggal, tenggelam besama kapal ke dasar laut. Kapal tersebut pecah berkeping-keping, dan dengan susah payah Imam Abu Bakar berhasil berpengangan pada salah satu potongan kapal dan tetap mengapung. Ia terus berpegangan pada potongan kapal tersebut selama waktu yang panjang dan ketika ia terdampar pada sebuah pulau yang berpenghuni, ia tidak mengingat berapa lama ia telah mengapung sendirian di tengah laut. Sebagai orang baru di pulau itu, ia tidak mengenal seorang pun, dan ia membutuhkan tempat untuk beristirahat dan memulihkan dirinya. Ia duduk di sebuah Masjid. Ketika duduk di dalam masjid sambil membaca Al-Qur’an banyak orang yang mendengarkan dan mendekatinya, memintanya untuk mengajarkan Al-Qur’an. Dia merasa sangat gembira mengajar mereka. Dan sebagai balasan atas jasanya (mengajar) mereka membayarkan dengan sejumlah besar uang. Kemudian dia menemukan mushaf Al-Qur’an. Akhirnya ia mendapatkan kesempatan untuk membaca langsung dari Al-Qur’an dan tidak sekedar membacanya berdasarkan ingatannya. Ternyata setidaknya sebagian besar penduduk pulau tersebut buta huruf.


Melihat ia bisa membaca, pemimpin orang-orang itu mendekatinya dan bertanya apakah dia dapat menulis. Dia membenarkannya. Maka orang-orang itu pun berkata; ”Ajarilah kami menulis.” Mereka kemudian membawa anak-anak dari segala umur kepadanya dan dia kemudian menjadi guru mereka. Dan dia (imam Abu Bakar) kembali mendapat bayaran yang sangat besar. Merasa senang dengan kepribadian dan ilmu sang pendatang baru, pemimpin pulau itu mendekatinya dan berkata: ”Diantara kami hidup seorang gadis muda yatim yang kaya, dan kami ingin engkau menikahinya.” Pada awalnya Imam Abu Bakar menolaknya namun mereka terus memaksanya. Akhirnya ia menyerah dan setuju untuk menikahi gadis itu. Pada hari pernikahannya, pemimpin pulau itu menghadirkan pengantin kehadapan Imam Abu Bakar. Dengan sorot mata penuh takjub, ia mulai menatap pada kalung yang dikenakan gadis itu. Begitu lama ia terpaku menatapnya hingga pemimpin pulau itu berkata: ”Engkau telah menyakiti hati gadis ini, karena bukannya menatapnya engkau malah menatap kalungnya. ”Imam Abu Bakar kemudian menceritakan kisahnya dengan seorang laki-laki tua di Makkah. Orang-orang yang hadir lalu bersyahadat dan bertakbir. Suara mereka begitu keras hingga dapat terdengar oleh seluruh penghuni pulau tersebut. Imam Abu Bakar berkata, ”Ada apa dengan kalian?” Mereka berkata: ”Orang tua yang mengambil kalung itu darimu adalah ayah dari gadis ini dan ia selalu berkata: ’Saya belum pernah menemukan seorang Muslim yang sejati dan ikhlas di dunia ini kecuali orang yang mengembalikan kalung ini’, dan dia selalu berdoa: ”Ya Allah, pertemukanlah aku dengan laki-laki itu agar aku dapat menikahkan puteriku dengannya.’ ”Dan kini, hal tersebut menjadi kenyataan. Imam Abu Bakar tetap hidup manakala isteri dan anak-anaknya meninggal, dan mewarisi kalung tersebut. Dan kemudian dia menjualnya seharga 100.000 dinar. Ia menjadi seorang yang kaya raya diakhir hidupnya.


Dr. Saleh As-Saleh dalam audio lecture beliau juga membacakan kisah ini. Beliau berkata bahwa ini adalah sebuah kisah yang menakjubkan yang dibawakan oleh Ibnu Rajab dalam komentarnya terhadap biografi Qadhi Abu Bakar Muhammad bin Abdul Baqi (wafat 535 H) dalam Tahabaqat al-Hanabilah, sebagaimana yang dikisahkan Al-Qadhi Abu Bakar kepada Al-Baghdadi.


Sumber: Transkirp Audio Book : Gems and Jewels from the Salaf



Mutiara Salaf:

Ja’far bin Sulaiman berkata bahwa dia mendengar Robi’ah menasehati Sufyan Ats Tsauri . “Sesungguhnya engkau bagaikan hari yang dapat dihitung. Jika satu hari berlalu, maka sebagian darimu juga akan pergi. Bahkan hampir-hampir sebagian harimu berlalu, namun engkau merasa seluruh yang ada padamu ikut pergi. Oleh karena itu, beramallah. ”(Shifatush Shofwah, 1/405, Asy Syamilah) al Hasan al Bashri pernah berkata, “wahai anak adam sesungguhnya engkau hanyalah sekumpulan hari-hari, maka jika telah berlalu hari, maka seakan-akan sebagian dari dirimu telah pergi.”

baca selengkapnya - Kisah Anak:Kisah Seuntai Kalung Mutiara

Salahkah Aku Jika Tidak Mengikuti Kebanyakan Orang?

Bismillah

“Seandainya kalian mengikuti kebanyakan orang di muka bumi, sungguh mereka akan menyesatkan kalian dari jalan Allah (Qs:al An’aam:116)

Salahkah aku jika tidak mengikuti kebanyakan orang
Dimana kebanyakan mereka mendaki gunung emas
Tak terlihat baginya puncak bertepi
Sehingga ia lupa harus kembali menapaki kerendahan


“..akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur” (Qs Al Baqoroh:243) 

Salahkah jika aku tidak mengikuti kebanyakan orang
dimana mereka berpakaian titel dan pangkat
sebagai hasil pembelajaran di lembaga ikhtilath
sehingga ia lupa bahwa titel terakhirnya alm.

“…akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (Qs.Al A’raf:187) 

Salahkah aku jika tidak mengikuti kebanyakan orang
dimana mereka berkulit intan permata
bermahkota lembaran sutra polesan
menepis malu dengan alasan masa muda
sehingga ia lupa dengan kehormatannya

“.. dan sesungguhnya kebanyakan manusia itu lengah terhadap tanda tanda kekuasan Kami” (Qs.Yunus:92) 

Salahkah jika aku tidak mengikuti kebanyakan orang
dimana ukuran kebenaran dimata mereka
Adalah mayoritas manusia
berpangkal adat nenek moyang
berujung peremehan sunnah Nabi

“ dan sesungguhnya Kami telah mengulang ulang kepada manusia didalam Al-Quran ini setiap macam perumpamaan, tetapi kebanyakan manusia tidak menyukai selain mengingkari”. (Qs.Al Isra’:89)

Salahkah jika aku tidak mengikuti kebanyakan orang
dimana ukuran kesuksesan dimata mereka
Adalah penguasaan teknologi mutakhir
tersibukkan dengan tuntutan zaman
terlupakan dengan tuntutan akhir zaman

“ Dan sesungguhnya kebanyakan diantara manusia benar benar ingkar akan pertemuan dengan rabb-nya. (Qs.Ar Ruum:8) 

Salahkah jika aku tidak mengikuti kebanyakan orang

“ ..akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman”. (Qs.Hud:17) 

"..Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.." (QS.Yunus:36)

“Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi, niscaya mereka akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.” ( Al-An’am [6]: 116) 

“..dan sesungguhnya kebanyakan manusia itu benar benar fasiq” (Qs.Al Maa’idah:49) 

Salahkah jika aku mengikuti golongan yang sedikit
Salahkah jika aku mencintai golongan yang sedikit
Dan salahkah aku jika berharap menjadi golongan yang sedikit? 

“ Sedikit sekali dari hamba-Ku yang bersyukur.” (Qs.Saba’:13)

“ ..Sedikit sekali kalian beriman kepadanya. (Qs.Al Haaqqah:41)

“..Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran” (Qs.Al A’raf:3)

 “…Dan tidak beriman kepada Nuh itu kecuali sedikit saja.” (Huud [11]: 40)

“…Tidak ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit.” (Al-Kahfi [18]: 22)


“…Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, dan amat sedikitlah mereka ini.” (Shaad [38]: 24)



“Seandainya kalian mengikuti kebanyakan orang di muka bumi, sungguh mereka akan menyesatkan kalian dari jalan Allah “(Qs:al An’aam:116)


“Katakanlah: ‘tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu. Maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan.” (Al-Maidah [5]: 100) 
baca selengkapnya - Salahkah Aku Jika Tidak Mengikuti Kebanyakan Orang?

Selasa, 21 September 2010

“ Surat dari Suami Untuk Para Istri ”

Tertegun membaca catatan ini, surat yang indah dari seorang suami...Semoga kita sebagai isteri bisa bersyukur atas apa yang diberikan suami kita dan menghargai setiap usahanya.

Oleh : Abu Ibrahim Abdullah Bin Mudakir Al Jakarty



Wahai istriku, ku teringat sebuah kewajiban yang harus ku tunaikan sebagai seorang suami, sebagai seorang nahkoda dalam kapal kita, sebagai seorang pemimpin dalam rumah tangga kita, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam sebuah ayat dan hadist yang tak hanya sekali ku mendengarnya. Allah Ta’ala berfirman

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita” (QS. An Nisa :34)



Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “ Setiap kalian adalah pemimpin dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang suami pemimpin dirumahnya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya, dan seorang istri pemimpin di rumah suaminya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya”. ( HR. Bukhari dan Muslim dari Abdullah Bin Umar Radiyalallahu ‘Anhu)

Wahai istriku, ku akan berusaha menjadi suami yang baik, yang menyayangimu yang berusaha untuk berta’awun (saling tolong menolong) dalam kebaikan. Semoga aku bisa merealisasikan sebuah ayat yang tak jarang aku mendengarnya

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى

” Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan “ ( Qs. Maidah : 2 )

atau ku bisa manjadi seperti seorang hamba yang Allah rahmati, sebagaimana yang telah disebutkan dalam sebuah hadist

“ Semoga Allah merahmati seorang laki-laki yang bangun malam lalu sholat dan membangunkan istrinya untuk sholat dan bila tidak mau bangun ia memercikinya dengan air diwajahnya dan semoga Allah merahmati seorang perempuan yang bangun malam lalu sholat dan membangunkan suaminya untuk sholat dan bila tidak mau bangun ia memercikinya dengan air diwajahnya” (HR. Ahmad, Ahlu sunan kecuali At Tirmidzi Hadist ini shahih)

Wahai istriku, ku akan selalu berusaha membuat dirimu senang, sebagaimana ku senang jika diperlakukan seperti itu. Diantaranya ku akan berusaha selalu tampil rapih, wangi dihadapan dirimu. Sebagaimana ku senang jika ku diperlakukan seperti itu.

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالمَعْرُوفِ

“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya” (QS.AL-Baqarah : 228 )



Wahai istriku, jika engkau melihat dari diriku rasa cemburu itu bukti rasa cintaku padamu. Yang dengan itu, aku berusaha menjaga dan mencintaimu, semoga dengan sebab kecemburuanku yang syar’i menjadi sebab terjaganya dirimu, ku ingin seperti Sa’ad bin Ubadah bahkan ku ingin seperti Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam.

Berkata Sa’ad bin Ubadah :“ Seandainya aku melihat seorang bersama istriku, niscaya aku akan menebasnya dengan pedang yang tajam”, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “ Apakah kalian merasa heran dengan kecemburuan Sa’ad? Sungguh aku lebih cemburu dari padanya, dan Allah lebih cemburu dari padaku” (HR. Bukhari dan Muslim)

Wahai istriku, engkau dalam pandanganku seorang yang sangat berharga bagi diriku, sosok yang luar biasa, ketaatanmu yang membuat diriku tambah mencintai dirimu. Engkau diantara anugrah yang terbesar yang Allah berikan kepada diriku, sebagaimana
 
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “ Dunia adalah perhiasan, sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang shalihah ” (HR Muslim)

Dan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam pun bersabda dalam hadist yang lain: “ Barang siapa yang dikaruniai oleh Allah seorang wanita yang shalihah, berarti dia telah menolongnya atas separuh agamanya, maka hendaklah ia bertakwa kepada Allah pada yang separuh yang kedua “(HR Al Hakim dan dia berkata sanadnya shahih dan disetujui oleh Adz Dzahabi)


Wahai istriku, kebaikanmu begitu besar kepada diriku, kasih sayang dan kelembutanmu, ketaatan dan kesetiaanmu, pelayanan dan pengorbananmu begitu terasa oleh diriku, wahai istriku, semoga Allah membalas kebaikanmu dengan masukkanmu kedalam surga Nya.

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “ Bila seorang shalat lima waktu, puasa pada bulan ramadhan, menjaga kemaluannya dan taat kepada suminya ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang dia inginkan ” (HR.Ibnu Nuaim di hasankan oleh syaikh Al AlBani)

Wahai istriku, ingatkanlah jika suamimu keliru, jika ada hakmu yang terlalaikan, wahai istriku jangan engkau ragu untuk menasehati jika suamimu keliru, jika suamimu salah, wahai istriku ku ingin rumah tangga kita dibangun diatas saling menasehati didalam ketaatan kepada Allah, karena atas dasar inilah agama kita dibangun. sebagaimana Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda “Agama itu adalah nasehat” (HR Muslim)

Wahai istriku, ku ingin hubungan kita dibangun atas saling percaya dan saling berkhusnudzan (berberbaik sangka) satu dengan yang lainnya, karena dengan sebab inilah akan menutup celah hal-hal yang akan menimbulkan hubungan kita tidak harmonis.

Wahai istriku, sebagai seorang suami ku ingin mengajarkan perkara agama kepada dirimu, tentang permasalahan tauhid, sholat, puasa dan permasalahan agama yang lainnya, atau mari kita bersama-sama pergi kemajelis ilmu yang membahas perkara agama dengan pemahaman yang benar, karena hal ini adalah diantara kewajibanku sebagai seorang suami, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

“Hai orang-orang yang beriman, pelihara dirimu dan keluargamu dari api neraka” (QS. At Tahrim:6)

Wahai istriku, ku akan melangkahkan kaki ini, mengerahkan tenaga mencari rezeki yang halal yang Allah tetapkan untuk diriku, sebagai tanggung jawab seorang suami untuk menafkahi anak dan istrinya, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :

لِيُنفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللهُ لا يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا سَيَجْعَلُ اللهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا

“ Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberikan nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya “ (QS. Ath-Thalaq : 7)

Wahai istriku, ku akan selalu berusaha bergaul dengan pergaulan yang baik dengan dirimu, dengan kelembutan dan kasih sayang, dengan tutur kata yang sopan dan etika yang baik, dengan mendengar dan menghargai pendapatmu, dengan membantu dan meringankan pekerjaanmu, dengan bersikap yang baik dan menjaga perasaanmu, wahai istriku maafkan suamimu jika masih jauh dari hal itu, ku ingin berusaha berbuat yang terbaik untuki dirmu.

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

“Seorang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik ahklaqnya, dan sebaik-baiknya kalian ialah yang terbaik kepada istrinya “ (HR. At Tirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)

Wahai istriku, ku ingin engkau akrab dengan kedua orang tuaku. Ku ingin mereka menyayangimu seperti anaknya sendiri, wahai istriku mulailah dengan berlaku lemah lembut kepadanya, membantu pekerjaannya, niscaya engkau akan disayang seperti anaknya sendiri.

Wahai istriku semoga Allah menjaga dan melanggengkan rumah tangga kita diatas ketaatan kepada Allah hingga akhir hayat kita, dan memasukan kita kedalam surganya.


Alhamdulillahirobbil a'lamiin.

sumber: 
baca selengkapnya - “ Surat dari Suami Untuk Para Istri ”

Senin, 20 September 2010

Ayam Bakar Bumbu Terasi

Hmm, sekarang lagi ingin makan ayam bakar bumbu, tapi mau coba rasanya kalau dicampur sama terasi.. Sebelumnya belum pernah masak ayam bakar, jadi bener-bener baru belajar. Saya pakai resep kayak gini:

Bahan:
Ayam
Cabe
Bawang Merah
Bawang Putih
Jahe
Santan
Garam
Gula
Terasi
Minyak
Kunyit

Cara Membuat:
1. Haluskan cabe, bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, dan terasi, lalu tumis sampai halus kemudian masukkan santan agak kental, jangan lupa beri garam dan gula. Lalu masukkan ayam. Masak hingga mengental (kl saya sampai seperti kalio/rendang).
2. Setelah itu, bakar ayam, dan lumuri dengan bumbu setiap membalik membakar ayam.
3. Setelah matang, angkat dan taburi dengan sisa bumbu.

Begini deh jadinya:

Ayam Bakar Bumbu Terasi, dihidangkan bersama lalapan
baca selengkapnya - Ayam Bakar Bumbu Terasi

Minggu, 19 September 2010

كنافة: Makanan Khas Timur Tengah

Kunaafah, atau kanafeh (ing.)  makanan khas Palestina yang berasal dari kota Nablus, namun kemudian menyebar ke daerah Mediterania dan Timur Tengah.

Nah, awal mencoba kunafah ini adalah ketika saya masih di Rumah Sakit pasca melahirkan. Suami saya membawa Kunafah, rasanya manis dan ada sedikit asin-asin, tapi dominannya manis dan enak. Awalnya saya menduga kunafah ini terbuat dari kelapa parut yang dikasih krim ditengahnya, tapi ternyata salah, hehehe..
Kunafah ini terbuat dari "kadaif pastry", semacam mie bihun yang tipis dan halus, nama pasarannya "Kunafah Dough" atau "Fillo Dough Thin".

Karena ketagihan, akhirnya saya ingin mencoba buat dengan alat yang sederhana dan bahan yang seadanya di rumah. Jadinya begini:

Bahan:
1. Kunafah Dough (saya pake merk Sunbulah)
2. Margarine/mentega (dipetunjuknya pake sweet butter cream, tapi saya coba pake mentega aja, yang ada)
3. Keju Mozarella parut (Shredded Mozarella)
4. Susu +Gula+air+tepung jagung (corn starch)/ cream yang sudah jadi (kl saya bikin sendiri krimnya biar bisa banyak susunya, hehehe, dan rasanya bisa divariasikan).
5. Air Gula atau syrup

Kunafah Dough, Keju Mozarella, Susu Bubuk, dan Mentega 


Ini dia Kunafah Dough, mirip bihun khan??? :P

Alat:
1. Teflon
2. Alumunium foil (dibentuk semacam wadah, kl saya pake wadah yang dari alumunium foil, tapi sebenarnya di petunjuk aslinya menggunakan oven lho...)

Cara Membuat:
1. Siapkan krimnya (Susu direbus lalu dimasukkan gula dan tepung jagung, aduk terus samapi mengental. Biar gak menggumpal tepung jagungnya dicairkan terlebih dahula, dan aduk terus selama memasak)
2. Robek-robek kunafah dough, dan suir-suir hingga menjadi seperti mie yang terpotong-potong kecil, lalu campurkan dengan mentega, aduk hingga rata.
3. Masukkan campuran tersebut ke cetakan alumuniom foil, ratakan, lalu oles dengan krim secukupnya, kemudian taburkan keju mozarella diatasnya.
4. Setelah itu tutup keju dengan campuran kunafah dough-mentega tadi.
5. Lalu panggang di atas teflon (kl saya cuma sebentar masaknya, jadi jangan lama-lama ya,nanti gosong, hehe).
6. Setelah matang, basahi dengan air gula (ini yang simpel, dan ini yang saya coba), atau bisa juga dengan syrup (ini dari petunjuk aslinya :P).

Kalo ana masaknya jadi begini (berhubung belum ada oven jadi pake teflon):

Masak dicetakan alumunium foil, diatas teflon. Sebenarnya bisa langsung di teflon, kl ukuran dan bentuknya sesuai, hehehe)

Jadinya begini (edisi perdana):


Kunaafah Perdana

nb: Campuran kunafah dough dan mentega tadi sebelumnya dibagi 2 untuk lapisan atas dan bawah. 

Hmm....mau coba? enak lho....sweet pastry from eastern mediterania alaa andunisy, hehehe.... 
baca selengkapnya - كنافة: Makanan Khas Timur Tengah

Kamis, 16 September 2010

Quail Egg (Kalengan) Ma'a Teri Medany


Hmm, alhamdulillah ketemu juga dengan telur puyuh, walaupun dikalengan, dan akhirnya bisa membuat sebuah proyek "besar" balado puyuh-teri medan, hehe...berlebihan.com (mode: on), hehe....

Setelah menjelajahi suuq kabiir, Hyper Panda, akhirnya ketemu telur puyuh kalengan dan cabe hijau (cabe merah lg kosong). Fil bayt, cabe hijaunya, didiamin diluar, alhamdulillah jadi merah, hehe...dan otomatis ini menghemat biaya pengeluaran, karena harga cabe merah lebih mahal dibandingkan dengan cabe hijau, 2 x lipat lebih murah.

Telur puyuh kalengan, cabe hijau yang menjadi merah, bawang merah ukuran bawang bombay, dan teri medan titipan
Setelah quail egg, cabe merah, teri medan, bwg merah, bwg putih, tomat, siap semua, mulai deh kita membalado, jadinya begini:


Balado telur puyuh dan teri medan

Alhamdulillah, ini lauk di rumah ane, biasanya makan bareng keluarga di indo. Jadi kangen ummi, abi....hmmm...
baca selengkapnya - Quail Egg (Kalengan) Ma'a Teri Medany

Rabu, 15 September 2010

Udang Goreng Tepung Manis-Pedas

Bahan:
1. udang, bagusnya yang agak besar
2. Tepung terigu (bisa juga tepung roti, tp karena disini tepung roti ga ada, mau bikin tepung roti ribet, akhirnya tepung terigu saja lah)
3. Telur
4. Baking Soda
5. Garam

Bahan Saos:
1. Kaldu blok
2. Tepung Maizena
3. Saos sambal
4. Tomat
5. Cabe Merah
6. Bawang Merah (hehehe, seharusnya bawang bombay, tapi krn didapur cm ada bawang merah yang ukurannya segede bawang bombay, jadi pake bawang merah aja deh, ha...gak jauh beda koq ^^)
7. Gula
8. Garam
9. Merica

Cara membuat:
1. Bersihkan udang, tapi kepala dan ekornya tetap ada, jadi dibersihkan dengan cara membuka cangkang kepala udang dari samping, dan membuang kotorannya
2. Lumuri dengan telur yang sdh dikocok, lalu lumuri lagi dgn tepung terigu plus baking soda
3. Masukkan ke kulkas 15 menitan lah
4. Ambil, kl mau agak banyak tepungnya, lumuri lagi dengan tepung+baking soda, ll goreng.

Saos:
1. Masak kaldu blok dengan air sampai lebur semuanya
2. Masukkan saos pedas, tomat yang sdh diiris tipis, cabe yang sdh diiris kayak korek api, dan bawang yang sdh diiris2 juga
3. Aduk, lalu masukkan tepung maizena yang sdh dicairkan (biar gak menggumpal), lalu aduk lagi hingga mengental
4. Masukkan gula-garam, icip2 deh..

makannya dgn khiyar (ketimun), plus nasi anget2, hehe..
baca selengkapnya - Udang Goreng Tepung Manis-Pedas

Minggu, 12 September 2010

Jawaban ,"Terserah aja", Terkadang Bukan Sebuah Jawaban Yang Tepat

Jawaban,"Terserah aja" mungkin jawaban yang sering kita dengar, atas pertanyaan-pertanyaan yang bersifat meminta pendapat atau pilihan. Apakah ini jawaban yang tepat?

Jawaban simpel yang tidak perlu waktu lama untuk berpikir, dan tidak perlu menguras banyak pikiran untuk diucapkan, sangat mudah dilafadzkan, dan tidak perlu merasa bersalah, kalau ternyata dampak sikap yang dipilih si penanya ternyata buruk. Benarkah tak perlu bertanggung jawab atas kegagalan sebuah acara atau dampak buruk dari sebuah sikap, ketika kita menjawab, "ya terserah saja" atau "terserah anti aja lah"? Apakah itu lebih baik daripada jawaban, "tidak tahu".


Ketika seseorang meminta pendapat Anda, sedangkan dia dalam keadaan butuh, kondisi dalam keadaan terdesak, otaknya sedang tidak dapat berpikir, jiwanya sedang dalam keadaan lemah, emosinya sedang tidak stabil, urusannya sedang banyak, masalahnya memenuhi pikirannya, apakah tega Anda mengucapkan "terserah"? apakah Anda sudi diperlakukan dengan jawaban yang sama ketika Anda dalam keadaan seperti itu? Apakah Anda merasa lega dengan jawaban seperti itu? Selesaikah masalah Anda dengan jawaban seperti itu? Ringankah beban pikiran Anda dengan jawaban seperti itu? Atau Anda malah bertambah bingung, karena masalah itu dikembalikan ke Anda lagi?

"Terserah", seindah apapun sikap yang ditunjukkan oleh pengucap jawaban ini, tetap tidak bisa memberi solusi dari permasalahan yang ada. Jika Anda seorang pemimpin, maka jawaban ini hanya akan membuat orang yang Anda pimpin bingung, dan tentunya menjatuhkan derajat Anda sebagai orang yang bijaksana, problem solver, dan decision maker yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin. Dan tahukah Anda siapakah pemimpin itu? Pemimpin itu adalah Anda Sendiri! Ya, Anda adalah seorang pemimpin! Semua orang di dunia ini adalah pemimpin, mulai dari pemimpin atas dirinya, sampai pemimpin masyarakat dunia. Seorang pemimpin pasti harus punya sebuah keputusan untuk bisa terus berdiri di kehidupan yang penuh dengan pilihan ini.

Jangan terlalu merasa enteng mengucapkan "terserah kamu aja", "ya terserah anti aja lah, yang penting baik", fiuuh, gak mungkin kan orang memilih yang buruk untuk dirinya. Permasalahannya adalah, saat itu dia meminta ,"tolong pilihkan" mana yang lebih baik, karena dia tidak tau atau dalam keraguan atau mungkin untuk menguatkan. Ketika Anda menjawab, "ya terserah aja", itu sama saja Anda mengajukan pertanyaannya untuk dijawab olehnya sendiri, iya kan?

Nah, sekarang coba Anda perhatikan, setelah Anda menjawab, "Terserah kamu aja", apakah ia langsung bergerak, atau diam berpikir? apakah ia tersenyum puas, atau bergumam bingung? Apakah ia mengucapkan terima kasih, atau diam menatap dengan pandangan dalam? Apakah ia bergerak dengan yakin, atau bergerak lambat sambil berpikir? Hmmm? Mana yang Anda lihat? Seharusnya dari sikapnya Anda tau apakah jawaban Anda itu memberikan solusi atau tidak. Apatah lagi jika dia adalah saudara Anda, teman terbaik Anda, Orang yang senantiasa menolong Anda, maka saya anjurkan agar Anda tidak terlalu sering mengucapkan, "Terserah kamu aja", "Terserah anti aja ya ukhty", "Terserah kamu saja, sayang".


Pikirkanlah terlebih dahulu ketika mau mengucapkan kata ini, adakalanya dia tepat, namun adakalanya dia bumerang bagi persaudaraan Anda, pemutus dalam diskusi, wasilah bagi ketidakpastian. Jika Anda tidak punya ide, jawab saja, "maaf saudaraku, saya tidak tau, coba kamu bertanya ke si A, atau ke fulan." Saya rasa ini lebih baik dari pada berkata,"terserah kamu aja deh."

Allaahua'lam. 

* Sebuah hikmah di hari raya 1431 H, riyadh, dalam sebuah diskusi "penentuan menu makanan"
baca selengkapnya - Jawaban ,"Terserah aja", Terkadang Bukan Sebuah Jawaban Yang Tepat

Sabtu, 11 September 2010

'Idul Fitri 1431 H di Riyadh

Pesona Burj Mamlakah di malam hari. Riyadh, September 2010

Allaahuakbar, Allaahuakbar, Laa ilaaha illallaahu Allaahuakbar, Allaahuakbar wa lillaahilhamd....
Gema takbir tidak terdengar dari negeri tempatku, yah itulah keadaan hari raya di negeri ini, Saudi Arabia...
terasa lengang jalan di luar, hanya bertemu dengan segelintir manusia, hmmm...


Hari ini 10 september 2010 bertepatan dengan 1 syawal 1431 H, hari raya pertama, putri kecilku, rumaisha, dan tentunya aku di negeri gurun ini. Mencoba suasana baru di negeri orang. Sepi, satu kata yang terbesit dalam otakku ketika keluar dari rumah menuju lapang tempat kami sholat, di Masjid Malik Abdul Azis, Ummul Hammam, Riyadh. Tidak ada bedug, tidak ada yang mengeraskan suara takbir dijalan-jalan, kupikir mungkin kami telat. Dan ternyata benar, kami masih berjalan ketika imam mengajak untuk sholat 'id, hmm... sekitar pukul 06.00 cukup pagi memang...


Surat Al-A'la dan Al-Insyiroh, syahdu,,,Khutbah pun dimulai, hehehe....sayang sekali tidak bisa terlalu dimengerti olehku, karena emang aku belum bisa bahasa negeri ini, setidaknya yang tertangkap ada sedikit yakni: ITTAQILLAH (bertaqwalah kamu kepada ALLAH, anjuran puasa 6 hari dibulan syawal, anjuran menjauhi namimah dan ghibah)...eh..eh...khutbah belum selesai, tapi sudah ada yg meninggalkan lapangan, ku perhatikan.........


Beda! hehehe...lucu banget...kl di indonesia, anak-anak pada hari biasa pake baju main, sedangkan anak-anak disini pake baju muslim, nah, kl hari raya, anak-anak di indonesia biasanya pake baju muslim, lah disini malah pake baju pesta, dan baju main yang lucu-lucu, hehehe....


Ada lagi yang beda, kl di indonesia, anak-anak dipakein kerudung ama ortunya, tapi pas gedenya banyak yang gak pake, lah kalo disini anak-anak didandanin lucu-lucu ama orang tuanya, tapi pas gede , wuiiiiiiih pake jilbab lengkap ama niqobnya (cadar), maasyaaALLAH, hehe...bagusan mana ya???


Hari Raya, momen yg seharusnya tak terlupakan, dan memang hari raya kali ini berkesan, ya berkesan dengan kesuyiannya......ya sudahlah, hari ini kami mengisi waktu hari raya dengan silaturahim ke saudara-saudara via telepon...


hooooooooooooo, ternyata saudi arabia, berbeda di malam hari, alhamdulillah...ternyata pemerintah saudi menyediakan hiburan kembang api di malam hari, alhamdulillah......setidaknya sedikit mengobati rasa rindu...kembang api di 10 titik kota riyadh, dimulai pukul 10.00, sekitar 15 menit, suaranya berdentum keras, ya Rabbi, hari ini kami mendengar dentuman kembang api disini, tapi saudara kami ditempat yang berbeda mungkin bukan mendengar dentuman kembang api, tetapi dentuman bom, bukan menyaksikan percikan api kembang api namun percikan api senapan,,, Subhananallah...Ya Rabbi, lindungi mereka, ajari kami rasa syukur, dan kuatkanlah kesabarn mereka...
Semarak Kembang Api di Jembatan Gantung, Thoriq Makkah. Riyadh, 1431 H.


dan usailah......seiring usainya hari di hari raya ini........
baca selengkapnya - 'Idul Fitri 1431 H di Riyadh

Untuk Suamiku,"Syukron, Jazaakallaahukhoyron."

Sebuah renungan untuk jiwa
Agar kelak aku tak berkata padanya,
"Kau tak pernah berbuat baik padaku..."

masakan suamiku
Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam bersabda:

“Pernah diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata kebanyakan dari penghuninya adalah wanita yang suka berbuat kufur. Ditanyakan kepada beliau,”Apakah mereka berbuat kufur terhadap Allah? Beliau menjawab,”Mereka berbuat kufur terhadap keluarga dan kufur terhadap kebaikan.Apabila engkau senantiasa berbuat baik kepada salah seorang diantara mereka lalu mendapatkan perlakuan buruk darimu, niscaya akan mengatakan,”Aku tidak pernah melihat kebaikan sedikitpun darimu” (Hadits Muttafaq Alaih)

Dari Asma binti Yazid radhiyallahu anha dia menceritakan:
“Rasulullah shalallahu alaihi wassalam pernah berjalan melalui kami sedang kami semuanya adalah wanita, lalu beliau mengucapkan salam kepada kami dan berkata:’Jauhilah oleh kalian kufur terhadap orang yang berbuat kebaikan’ Lalu kami bertanya “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan kufur terhadap orang-orang yang berbuat kebaikan itu?” Maka beliau menjawab:”Mungkin salah seorang diantara kalian ada yang lama hidup menjanda bersama orangtuanya, lalu Allah Azza wa Jalla memberikannya seorang suami, darinya dia memberikan harta dan keturunan.Kemudian suatu saat dia marah dan mengatakan, “Aku tidak pernah melihat kebaikan sama sekali darinya meskipun hanya satu hari” (HR.Imam Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, hadits shahih)
Untuk Suamiku,"Syukron, Jazaakallaahukhoyron."
http://www.facebook.com/note.php?note_id=378545808931




baca selengkapnya - Untuk Suamiku,"Syukron, Jazaakallaahukhoyron."

Jumat, 10 September 2010

Sholat Fardlu di Belakang Orang yang Sholat Nafilah

Fulanah A datang ke mushola, eh ada yang lagi sholat, ceritanya mau ikutan, biar jama'ah gitu. Akhirnya si "imam" sudah selesai, tapi masih diam di tempat. Setelah fulanah A menyempurnakan sholatnya, sang "imam" berkata," eh ukh 'afwan yah, tadi ane sholat sunnah..." gubraaaaaaaaaaaak....waduuuuuuuuh, ngulang sholat lagi gak ya????

BAGAIMANAKAH PENDAPAT ULAMA TENTANG SHOLATNYAORANG YANG SHOLAT FARDHU DI BELAKANG ORANG YANG SHOLAT NAFILAH?

Syaikh 'abdul Aziz bin 'Abdullah bin Baaz rahimahullah menjawab,
" Tidak mengapa orang yang sholat fardhu menjadi makmum di belakang orang yang sholat nafilah (sunnah). Sebab telah tsabit dari rasulullah pada sebagian sholat khauf, bahwasanya beliau sholat dengan satu kelompok pasukan dua raka'at kemudian salam. Shalat pertama yang beliau lakukan adalah sholat fardlu dan yang kedua sholat nafilah, sedangkan yang menjadi makmum di belakang beliau melakukan sholat fardhu. Juga telah tsabit dalam shahihain dari Mu'adz bin Jabal, bahwasanya dia biasanya sholat bersama Nabisholat 'isya kemudian kembali ke kaumnya dan sholat mengimami mereka dengan sholat tersebut, dia mengerjakan sholat nafilahsedang kaumnya mengerjakan sholat fardhu ( di belakangnya sebagai makmum)
Yang semisal ini, kalau seandainyaseseorang di bulan ramadhan, mereka sholat tarawih dalam keadaan dia belumsholat fardhu 'isya, maka dia sholat bersama mereka melakukan sholat 'isya agar mendapatkan keutamaan sholat berjama'ah. Apabila imam telah salam dia berdiri menyempurnakan sholatnya.

Allaahua'lam
baca selengkapnya - Sholat Fardlu di Belakang Orang yang Sholat Nafilah